Buncis Asal Lembang yang Diekspor ke Singapura Hasilkan Omzet Hingga Rp 300 Juta

1 Juni 2020 20:00 WIB
Buncis asal Lembang yang diekspor ke Singapura hasilkan omzet hingga Rp 300 Juta
Buncis asal Lembang yang diekspor ke Singapura hasilkan omzet hingga Rp 300 Juta ( )

Bandung, Sonora.ID – Ditengah pendemi Covid-19 dan saat orang kesulitan mendapatkan penghasilan karena tidak bekerja atau hanya hanya di rumah saja.

Sekelompok petani di Desa Cibodas, Lembang Bandung Barat, Jawa barat Justru mengekspor hasil sayuran mereka ke Singapura.

Ekspor sayuran ke Singapora ini berupa sayuran Impor yang ditanam oleh petani Cibodas di Kawasan lembang. Sayuran berupa Buncis French bean atau baby buncis di tanam oleh kelompok tani Macakal.

Baca Juga: Menyayat Hati, Bocah Ini Hidup Sendirian di Tengah Hutan dan Tak Mau Diadopsi

Baby buncis ini dikembangkan oleh petani dengan mengembangkan pengelolaan holtikultura berbasis diferensiasi advantage, berbeda dengan pola menanam tananan konvensional seperti cabe, tomat atau sayuran lokal lainnya.

Inovasi dan terobosan menanam sayuran inilah yang kemudian mampu meyakinkan buyer dan market, sehingga produk baby buncis ini bisa di ekspor ke singapura dan memasok ke sejumlah supermarket modern di Jakarta dan bandung, dengan harga jual 18.000 per kilogram.

Sebanyak 1,2 ton Baby Buncis yang dihasilkan selama sepekan, rutin diekspor ke Singapura. Buncis ekspor ini berasal dari lahan seluas 22 hektar yang dikelola kelompok tani Macakal, Lembang atau sekitar 140 petani.

Baca Juga: Banyak Manfaatnya, Berikut Manfaat Berkebun Untuk Kesehatan Tubuh

Berkat kegigihan mereka, saat ini, Kelompok Tani Macakal bisa meraup omzet hingga Rp 200 sampai Rp300 juta per bulannya.

Menurut Ketua Kelompok Tani Macakal, Triana andri, selain singapura dalam waktu dekat juga ada permintaan ekspor ke Jeddah Arab Saudi dan Brunei Darussalam, untuk itu kelompok taninya berencana memperluas lahan pertanian baby buncis guna memenuhi permintaan tersebut. 

“Mayoritas petani di Macakal merupakan petani milenial. Kita ingin anak-anak muda di Lembang lebih ekspansi ke pekerjaan di sektor pertanian, sehingga bisa lebih sejahtera,” tandas Triana.

Semakin menyempitnya lahan di kawasan Desa Cibodas akibat pembangunan vila dan resort di kawasan ini tak menyurutkan para petani muda untuk patah semangat.

Mereka justru kian berprestasi saat mampu berkreasi menjadikan lahan mereka yang minim menghasilkan produk yang maksimal.

Baca Juga: Jaga Ketersediaan Bahan Pokok, Jokowi Siapkan 4 Skema Intensif Bagi Petani dan Nelayan

Setidaknya kelompok Tani Macakal di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat telah menjadi pahlawan. Karena mereka telah ikut menyumbangkan devisa bagi negara.

 “Ini tantangan buat kami, disaat semakin banyak lahan beralih fungsi menjadi bangunan kita ingin produktifitas hasil panen kita terus meningkat. Selain itu, kita juga mulai melakukan pengembangan di luar Lembang,” ungkap Triana.

Selain menanam baby buncis, kelompok tani Macakal juga menanam tanaman import lainnya seperti  tomat cery, bayam kenzo yang juga dipasok ke pasar modern.

Baca Juga: Gubernur Ajak Kepala Daerah Selamatkan Petani di Tengah Covid-19

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm