Sudarso juga menceritakan, perjalanannya di SBM ITB termasuk cita-cita menjadikan SBM ITB sebagai fakultas sekolah yang maju dan dapat menjadi acuan fakultas sekolah lainnya.
“SBM ITB merupakan the Best Business School in Indonesia versi majalah Global Brand bisnis Inggris, selama 3 tahun berturut -turut. Selain itu QS - Ranking untuk Subjek Bisnis dan Manajemen masuk dalam 250-300 besar," ungkap Utomo.
Utomo juga menyampaikan visinya dalam memimpin SBM ITB adalah ingin menjadikan SBM sebagai institusi yang mengakar kuat secara lokal dan nasional dalam bidang bisnis dan manajemen, dan disegani secara internasional, mendidik dan mengembangkan generasi teknopreneur, meningkatkan kolaborasi penelitian di kancah Internasional, serta terlibat aktif dalam perbaikan kualitas para stakeholders SBM.
Baca Juga: Resmi Dilantik, Yusran Jusuf Paparkan Langkah Awal Pimpin Makassar
Untuk mencapai visi tersebut, sebagai dekan ia menargetkan 3 rencana strategi ke depan yang akan melibatkan sinergi dengan ITB, seperti pembelajaran berbasis ekosistem yang dinamis dan kurikulum inovatif, melakukan transformasi pengembangan pembelajaran berbasis teknologi (education 4.0), serta memperkuat peran Ikatan Alumni.
Strategi kedua adalah meningkatkan interaksi strategis dan kolaborasi antar Fakultas/ Sekolah/ BPUDL/ LK/ LPIK, dan lain-lain di ITB (Value Co-Creation dan Orchestrator Platform). Sedangkan strategi ketiga adalah penguatan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan lokal dan nasional dengan kerjasama dengan fakultas/sekolah lain di ITB, juga kerjasama dengan institusi internasional ternama; peningkatan Kerjasama industri yang lebih erat sebagai Laboratorium dan pusat-pusat penelitian di ITB.
“Saya mohon dukungan dari semua pihak, agar SBM ITB senantiasa berkontribusi dan memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat Indonesia dan dunia," tutup Utomo.
Baca Juga: Ciptakan Tas Anti Copet, 2 Mahasiswa ITB Dapat Penghargaan di Korsel