Gereja, sambung Pdt. Fritz, memberikan pemahaman tentang ibadah di rumah yang tidak mengurangi esensi dari pelaksanaan ritual keagamaan tersebut.
"Yang penting dilakukan dengan persiapan dan serius. Sehingga, tidak berubah maknanya," ungkap pemimpin jemaat gereja HKBP di 4 provinsi yang ada di wilayah Sumbagsel tersebut.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Keuskupan Agung Palembang: Tetap Waspada, Tetap Optimis
Menurut Pdt. Fritz, tantangan lain yang mungkin muncul adalah soal pemetaan persentase warga jemaat ketika dihadapkan pada pilihan untuk beribadah di rumah atau di gereja.
"Apakah nanti akan semakin sulit mengajak warga jemaat beribadah ke gereja? Atau justru, peristiwa ini membuat warga jemaat semuanya semakin rindu beribadah ke gereja," ujarnya.
Dua hal itu, lanjut Pdt. Fritz, bisa terjadi dan masih harus dilihat kepastiannya.
Baca Juga: Makanan Olahan Daging Babi, 83 Jemaat Gereja di Langkat Keracunan