Terbukti saat ini masyarakat sudah bisa menanam bawang merah hingga tiga kali dalam setahun.
“Kalau dulu, masyarakat kita hanya menanam bawang itu sekali setahun yaitu pada musim kemarau ataupun di bulan April. Bersama dengan warga kita lakukan pengembangan dan ternyata cuaca di sini masih cukup baik untuk pengembangan bawang merah. Masyarakat kita itu sudah menanam bawang merah tiga kali dalam setahun. Cuma yang kurang pas waktu penanamannya itu dari bulan September hingga November. Di luar itu, warga kita sudah bisa,” jelasnya.
Dengan keoptimisan Wagub, bahwa Sumut bisa swasembada pangan khususnya bawang merah, Bahagia Tarigan pun turut yakin hal ini bisa terwujud.
Mengingat memang banyak dataran tinggi di Sumut yang bisa digali potensinya.
“Saya cukup lama tinggal di Pulau Jawa, dan setahu saya, jadi pasokan bawang merah dari Brebes ataupun Bima untuk wilayah Sumatera Utara masih cukup besar. Saya pun yakin banyak di daerah-daerah lain yang masih bisa digali potensi untuk mengembangkan bawang merah,” jelas Bahagia.
Baca Juga: 5 Resep Masakan Sehat yang Cocok Dihidangkan saat Santap Sahur
Wakil Ketua Dewan Riset Daerah Sumut Tohar Suhartono juga optimis dengan rencana Wagub Sumut mengenai pengembangan potensi bawang merah serta melihat potensi lain yang bisa dikembangkan bersamaan dengan bawang merah.
“Sesuai kata Pak Wagub tadi untuk swasembada pangan khususnya bawang merah di Sumut, kalau kami lihat Insya Allah bisa terpenuhi. Tapi mungkin, tanah yang masih luas ini masih bisa dimanfaatkan untuk hal lain,” jelas Tohar.
Selain pengembangan potensi pangan, Tohar juga memberi saran pengembangan potensi pariwisata khususnya di Desa Pematang Liang.
“Kami juga mengamati, mengenai Desa Liang Pematang ini bisa tembus ke Kabupaten Karo. Hal ini bisa menjadi jalur alternative, apakah itu untuk meningkatkan potensi pariwisata juga menjadi jalur logistik dan lainnya,” ujar Tohar.