Sonora.ID - Baru-baru ini heboh masyarakat yang mengeluhkan tairf listrik yang melonjak secara tiba-tiba. Kejadian itu menambah tanggungan warga di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut juga turut dirasakan oleh Teguh Wuryanto, pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Teguh mengaku terkejut saat mengetahui tagihan listriknya naik 20 kali lipat menjadi Rp 20.158.686, 00 (Dua puluh juta seratus lima puluh delapan ribu enam ratus delapan puluh enam rupiah).
Pasalnya Teguh merasa jarang menggunakan alat di bengkelnya semenjak pandemi Covid-19.
Teguh menceritakan naiknya tagihan listrik terjadi sejak meteran listrik bengkelnya diganti dari analog ke digital.
Penggantian dilakukan pada Januari 2020. Semenjak saat itu, tagihan mengalami kenaikan. Kenaikan tagihan masih dirasa wajar hingga bulan Mei 2020.
“Logikanya tidak mungkin bisa sampai tagihan (listrik) segitu. Apa yang saya gunakan?” jelasnya.
Baca Juga: PLN Tepis Tudingan Naikkan Tarif Listrik di Bulan Juni 2020
Teguh sebelumnya sempat mengetahui adanya kebocoran daya reaktif (kVarh) yang membuat tagihan itu meningkat tajam. Kebocoran disebabkan alat berupa kapasitor yang sudah rusak dan tidak berfungsi. Kebocoran daya reaktif itu terdeteksi setelah meteran listrik diganti ke meteran digital.
Ia menyesalkan pihak PLN yang tidak memberikan sosialisasi terkait dengan alat kapasitor tersebut saat mengganti meteran listriknya.