Banjarmasin, Sonora.ID - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoVID-19 Banjarmasin akan menghentikan uji swab massal sementara waktu, lantaran daftar tunggu pemeriksaan di laboratorium yang cukup panjang.
Wali Kota Banjarmasin yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoVID-19, Ibnu Sina, mengatakan saat ini antrean uji swab untuk kota Banjarmasin hampir 500 sampel, yang membuat daftar tunggu hasilnya juga lambat.
Terlebih warga dari Kalimantan Tengah juga menyerahkan sampel uji swab ke Kalimantan Selatan, sedangkan alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sangat terbatas.
Baca Juga: Gugatan di Tolak, MA Minta Dijen HKI Batalkan Brand Geprek Bensu
"Informasinya masih ada sekitar 2.800 sampel yang belum diperiksa. Kalau rata-rata satu hari hanya bisa memeriksa 130 sampel, cukup lama baru dapat giliran," tuturnya.
Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas sampel yang diambil, pihaknya baru akan melakukan swab ketika daftar tunggunya sudah cukup dekat. Mengingat sampel yang terendap lama, akan mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan.
"Tambahan dua alat PCR dari Pemerintah Pusat, nampaknya juga belum mampu mengakomodir untuk uji swab sampel yang ada. Sedangkan kita kan perlu cepat," tambah Ibnu.
Baca Juga: Alasan PSSI Lama dalam Memutuskan Status Kompetisi di Tengah Pandemi
Dalam hal ini, pihaknya berencana membeli alat PCR sendiri, untuk mempercepat proses pemeriksaan uji swab.
Lambannya hasil swab ini banyak dikeluhkan warga, karena tidak tahu apakah dirinya positif atau negatif CoVID-19, namun harus tetap menjalani karantina tanpa kepastian waktu.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi, mengatakan bahwa dua unit alat PCR yang diberikan oleh Pemerintah Pusat belum dapat difungsikan karena memerlukan tambahan alat-alat penunjang serta sarana dan prasarana lainnya.
"Dilengkapi dulu alat-alat penunjangnya, baru PCR itu bisa dioperasionalkan. Tidak bisa kalau cuman PCR-nya saja," ungkap Machli ketika dihubungi melalui telpon.
Baca Juga: Update: Kasus Covid-19 di DKI Jakarta, 3.664 Sembuh, 8.5552 Positif
Rencananya, bantuan PCR dari Pemerintah Pusat itu akan ditempatkan di RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, seiring akan dijadikannya fasilitas tersebut sebagai RS rujukan pasien CoVID-19 di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan
Lantas, apakah penghentian sementara ini menghambat upaya pelacakan kasus?
Machli mengklaim tidak akan mempengaruhi upaya jajarannya melakukan pelacakan atau tracking, karena dilakukan melalui rapid test.
Baca Juga: Pangandaran Dijadikan Contoh Penerapan AKB untuk Sektor Pariwisata