Sonora.ID - Menteri keuangan menilai implementasi stimulus fiskal untuk penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum maksimal.
Mulai dari awal bulan Juni 2020 ini, Kementerian Keuangan melakukan monitoring terhadap program atau stimulus fiskal untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Dari hasil monitoring tersebut, Menteri Keuangan, Sri Mulyani melihat bahwa secara umum masih terdapat tantangan di level operasional dan proses administrasi.
Baca Juga: Kemenkeu Catat Defisit APBN Hingga Mei 2020 Capai Rp 179,6 Triliun
Di bidang kesehatan, Sri mulyani mengatakan implementasi atau realisasi program maupun insentif masih sangat kecil, yakni baru sebesar 1,54 persen dari total anggarannya yang diberikan yakni 87,5 triliun rupiah.
Menurut Sri Mulyani, masih terjadi gap atau jarak antara realisasi keuangan atau anggaran yang disediakan dengan pelaksanaanya di lapangan, sehingga dibutukan percepatan proses administrasi penagihan.
Seperti contohnya pemberian insentif untuk para tenaga kesehatan yang masih memiliki kendala di proses administrasi dan verifikasi.
Baca Juga: Sri Mulyani: Defisit APBN 2020 Meningkat dari Rp 852,9 Triliun Menjadi Rp 1.039,2 Triliun
Begitu juga dengan biaya klaim perawatan pasien Covid-19 yang masih terhambat di proses verifikasi.