Makassar, Sonora.ID - Pelaksanaan sistem belajar jarak jauh atau di rumah dirasa kurang efektif.
Menyusul menemui sejumlah kendala, seperti kurangnya interaksi, kejenuhan siswa hingga kesadaran mengikuti pembelajaran.
Sekretaris PGRI Kota Makassar, Maklassa mengatakan perlu adanya panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, baik melalui daring dan tatap muka.
Baca Juga: Pertimbangkan PSBB Tahap Ketiga, Gubernur Sulsel Minta Protokol Kesehatan Diperketat
Pihaknya memaparkan sejumlah tantangan yang akan terjadi jika sistem sekolah jarak jauh ini masih akan berlangsung lama, salah satunya kejenuhan peserta didik.
Maklassa menyebut saat ini kehadiran siswa yang mengikuti pembelajaran secara online saat ini hanya berkisar 50 persen. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran mereka terhadap pendidikan.
Kondisi ini diperparah kurangnya pengawasan orang tua dalam proses belajar anak selama berada di rumah, karena beranggapan anak sekolah masih diliburkan.
Baca Juga: Gubernur Sulsel: Kereta Api Makassar-Parepare Beroperasi Juni 2021
Menurutnya, tidak ada masalah dalam penerapan sistem tersebut. Dari segi jaringan hingga kepemilikan telepon genggam.
"Sekolah saat ini menerapkan sistem daring. Ada kemapuan untuk itu, tapi yang menjadi permasalahan yaitu kesadaran. Pantauan kehadirannya hanya sekitar 50 persen. saya juga kebetulan adalah kepala sekolah SD Bawakaraeng," ujarnya.
Baca Juga: Kadisdik Sumsel : Pelaksanaan KBM Kita Serahkan ke Pemda Setempat
Dinas Pendidikan Kota Makassar sejauh ini belum memutuskan kapan akan mengembalikan aktivitas belajar secara tatap muka di sekolah.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Amalia Hambali mengatakan sistem belajar saat ini masih secara daring.
Langkah itu diambil untuk menekan risiko penyebaran virus corona di kalangan anak sekolah.
Baca Juga: Meski Belajar di Rumah, Sebuah Sekolah Menengah Atas di Medan Tetap Bebankan Biaya Sekolah