Sonora.ID - Facebook menghapus iklan kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menampilkan simbol segitiga merah terbalik pada Kamis (18/6/2020).
Simbol tersebut diketahui pernah digunakan oleh Nazi untuk menunjuk tahanan politik, di kamp konsentrasi.
Pihak Facebook mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa iklan kampanye Trump tersebut telah melanggar kebijakan Facebook terhadap kebencian terorganisir.
Baca Juga: Alasan Kemarahan Trump Mendengar RI dan Negara Lain akan Pajaki Netflix
Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher menegaskan, perusahaan tidak mengizinkan simbol ideologi kebencian.
"Kami tidak mengizinkannya di platform dan kami menghapusnya. Itulah yang kita lihat dalam hal ini dengan iklan ini, dan di mana saja simbol itu digunakan, kita akan mengambil tindakan yang sama," jelas Nathaniel Gleicher, kepada anggota parlemen.
Iklan itu diposting pada halaman kampanye Trump dan Wakil Presiden Mike Pence. Selama 24 jam iklan itu sempat ada di laman Facebook kampanye Trump, sebelum iklan tersebut dihapus.
Baca Juga: Murka dengan China, Trump Larang Pesawat China Terbang ke AS
Diketahui kampanye Trump menghabiskan lebih dari 17.000 dolar AS untuk iklan yang mulai berjalan pada Rabu (17/6/2020).
Meskipun demikian, dalam sebuah pernyataan, Direktur komunikasi tim kampanye Trump Murtaugh mengatakan segitiga merah terbalik adalah simbol yang biasa digunakan oleh kelompok Antifa.
Dia mengatakan simbol itu tidak masuk dalam database dari simbol kebencian. Karena itu ia binggung dengan langkah Facebook hanya menarget simbol itu ketika dipakai iklan kampanye Trump.
Baca Juga: Foto Dengan Alkitab di Depan Gereja, Donald Trump Dikecam Pemuka Agama AS
Beberapa ahli membantah, segitiga merah umumnya digunakan sebagai simbol Antifa.
ADL mengatakan simbol segitiga tidak masuk dalam database karena itu adalah simbol sejarah. Database hanya mencakup simbol yang digunakan oleh ekstrimis zaman modern dan supremasi kulit putih.
"Apakah sadar akan sejarah tim kampanye Trump untuk menggunakan simbol- yang praktis identik dengan yang digunakan oleh rezim Nazi untuk mengklasifikasikan tahanan politik di kamp konsentrasi-untuk menyerang lawan-lawannya adalah ofensif dan sangat mengganggu," kata Chief Executive Officer ADL Jonathan Greenblatt dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Trump Sebut Antifa Sebagai Kelompok Teroris, Apa itu Antifa?