Sonora.ID - Sepeti kita ketahui bersama Pandemi covid-19 turut mempengaruhi dunia pendidikan, selama lebih dari tiga bulan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.

Hal ini tentunya berpengaruh besar bagi psikologis dan daya tangkap belajar para siswa dan siswi di Indonesia.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani turut menyuarakan keprihatinan terhadap dunia pendidikan, Zita mengkritik kementerian pendidikan.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani Menolak THM Dibuka Lebih Awal

Menurut Zita Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya telah melakukan inovasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Zita juga menyebut bahwa belajar dari rumah memang baik namun terasa seperti tanpa solusi, karena masih banyak murid yang belajarnya tidak maksima.

Zita meminta Kemendikbud agar segera menciptakan inovasi yang bisa beradaptasi ditengah pandemi Covid-19, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas juga kreativitas guru dan anak-anak Indonesia menuju new normal.

Baca Juga: Kinerja Menurun, Tjahjo Kumolo Hedak Kurangi ASN yang Tak Produktif

Dalam tahap awal Zita juga meminta agar adanya perombakan atau inovasi yang dimulai dari kurikulum belajar itu sendiri.

Pasalnya kurikulum adalah tiang dan sistem penilaian serta bahan belajar murid itu sendiri.

"Untuk mencapai new normal education, dengan catatan kementerian pendidikan harus membuat inovasi kurikulum. kedua sistem penilaian baru sesuai zaman apalagi sekarang belajar online. Ketiga harus bisa observasi anak yg belajar dari jauh atau secara online. empat bahan belajar yg moderen. Pakai pdf kek atau bahan yang bisa dikirim ke pedalaman ke rumahnya," tutur Zita Anjani saat ditemui di sekitar Gondangdia.

Lebih lanjut Zita Anjani juga mengusulkan 3 solusi terkait pembelajaran murid saat pandemi yaitu belajar online bagi murid yang memiliki akses internet dan gawai.

Kedua belajar dengan jarak jika ada orang dewasa atau orangtua jika tidak maka belajar komunitas bersama guru dengan memanfaatkan kantor RT/RW/ Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan guru yg mendatangi wilayah tersebut bukan murid yang datang ke sekolah dan terakhir adalah belajar di sekolah untuk zona hijau.

Baca Juga: Wajib Tahu, Inilah Rumah-rumah yang Tak Didatangi Malaikat Rahmat