Bandung, Sonora.ID - Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap semua sektor perekonomian. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku UMKM mengalami dampak negatif Covid-19 terhadap proses bisnis dan 75% diantaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang sangat signifikan.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kinerja keuangan bagi beberapa mitra binaan PT Bio Farma, baik secara langsung maupun tidak langsung maka perusahaan memberikan penyaluran program kemitraan dan kebijakan stimulus kepada mitra binaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tengah kondisi sulit seperti saat ini.
PT Bio Farma memberikan bantuan pinjaman modal usaha dengan harapan dapat melakukan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran yang diakibatkan oleh wabah pandemik Covid-19. Bantuan pinjaman modal usaha ini diberikan kepada beberapa mitra binaan yang mampu bertahan dan terus berkembang dalam situasi seperti saat ini.
Baca Juga: Ini Cara Pj Wali Kota Makassar Selamatkan Kondisi Ekonomi Yang Lumpuh Akibat Pandemi
Penyaluran program kemitraan pada masa transisi pasca pandemik covid-19 ini diberikan kepada 11 (sebelas) mitra binaan sebagai bentuk dukungan nyata perusahaan kepada para UMKM.
“Harapan kami dengan pemberian bantuan pinjaman modal usaha ini dapat memberikan semangat kepada para UMKM untuk bangkit dan melangkah kembali di tengah kondisi wabah covid. Meski berat tapi pasti ada kesempatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para UMKM, sehingga dapat membantu pemerintah dalam memperkuat peranan ekonomi Negara,” ujar Kepala Divisi Pengelolaan Lingkungan & Sosial PT Bio Farma , R. Herry di Bandung, Kamis (25/6/2020).
Dukungan lain yang diberikan oleh perusahaan kepada para mitra binaan di masa pandemi ini dengan memberikan restrukturisasi pinjaman Program Kemitraan. Kebijakan stimulus ini diharapkan dapat membantu dan meringankan beban UMKM, sehingga dapat bangkit dalam situasi “New Normal”.
Secara umum di Jawa Barat perekonomian kembali didorong selama kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 2 sampai 3 persen meski terdampak pandemi global COVID-19.
“Kalau Jabar tidak melakukan upaya-upaya ekonomi, tidak melakukan AKB bulan Juni ini, hasil hitungan (pertumbuhan) ekonomi bisa minus di bawah 0 persen. Dengan pembukaan ekonomi, kita bisa pertahankan (pertumbuhan ekonomi) maksimal 2 sampai 3 persen,” ucap Gubernur di Gedung Sate baru-baru ini.
“Kami akan mengizinkan pembukaan 90 persen ekonomi di Zona Biru dan 60 persen di Zona Kuning, sehingga UKM dan ekonomi bisa perlahan-lahan (kembali beraktivitas) sambil kita terus mengendalikan (pandemi) dengan Adaptasi Kebiasaan Baru,” tambahnya.
Menurut Gubernur, selama pandemi COVID-19 ini ada sekitar 37 ribu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang terdampak karena daya beli masyarakat yang menurun, bahan baku sulit didapat, serta aktivitas ekspor dan impor yang dibatasi.
Selain itu, tren masyarakat pun mulai beralih ke digital. Untuk itu, Gubernur mengimbau para pelaku UKM untuk bermigrasi menggunakan teknologi digital mengikuti tren yang ada di masyarakat.