Menjaga UMKM Indonesia, Pindad Bina Pengrajin Senapan Angin dan UMKM Lainnya

26 Juni 2020 13:30 WIB
Pengrajin Senapan Angin di Cipacing Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Pengrajin Senapan Angin di Cipacing Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ( Sonora/Indra Gunawan)

Bandung, Sonora.ID - Sebagai BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan dan manufaktur, PT Pindad (Persero) melalui Biro Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) telah mendukung pemberdayaan sekitar 500-an UMKM hingga tahun 2020.

Salah satunya adalah UMKM pengrajin senapan angin rumahan yang tersebar di berbagai wilayah seperti diantaranya Cipacing, Cikeruh, dan Cinunuk di Kabupaten Sumedang dan Bandung. 

Pengrajin senapan angin terutama dari Desa Cipacing Kabupaten Sumedang telah dikenal sejak tahun 1960. Puluhan warga di sana berprofesi sebagai pengrajin dan memiliki usaha memproduksi senapan angin dan aksesorisnya.

Jenis senapan angin yang diproduksi saat ini bervariasi, tidak hanya manual atau harus dipompa, namun saat ini banyak senapan angin yang menggunakan sistem gas tekan atau Pre-Charged Pneumatic (PCP).

Baca Juga: Bio Farma Berikan Bantuan Pinjaman Modal untuk Pelaku UMKM di Jabar

Senapan angin ini tidak hanya dikenal dan dipakai oleh masyarakat lokal Jawa Barat, tetapi juga seluruh wilayah Indonesia.

Pindad melalui Program Kemitraannya berupaya untuk meningkatkan kemampuan UMKM agar menjadi lebih tangguh dan mandiri.

Program kemitraan disalurkan dalam bentuk pinjaman bunga sangat ringan untuk membiayai modal kerja mereka dalam rangka meningkatkan produksi sehingga nantinya pengrajin tersebut bisa beralih status dari pengrajin menjadi pengusaha mandiri.

Undang Rahmat, pengrajin senapan angin di Cinunuk telah dibina oleh Pindad sejak pasca krisis moneter hingga saat ini. 

Baca Juga: Ini Cara Pj Wali Kota Makassar Selamatkan Kondisi Ekonomi Yang Lumpuh Akibat Pandemi

"Alhamdulillah sejak sekitar tahun 1999 setelah krisis moneter dulu kami sangat terbantu dengan pinjaman modal kerja yang cicilannya ringan. Saat ini bisa meraup omset hingga 150 juta per bulannya untuk servis, pembuatan senapan angin dan pengisian  anginnya," ujar Undang, Jumat (26/6/2020).

Sementara itu Asep Edi, pengrajin senapan angin di Cipacing telah bermitra dengan Pindad selama 9 tahun dan terbantu dalam mengembangkan bisnisnya. 

"Kami membuat berbagai komponen hingga senapan angin sangat terbantu perkembangannya hingga saat ini karena Cicilan pinjaman modalnya sangat ringan bisa menghidupi 14 orang karyawan," ujar Asep Edi.

Adapun H. Syamsudin, pengrajin senapan angin dari Cikeruh tidak hanya terbantu dari modalnya saja tetapi juga pembinaan dan diikutsertakan mempromosikan produknya dalam pameran. 

Baca Juga: Bupati Muba: UMKM Harus Mampu Beradaptasi di Era New Normal Life

"Kami sangat terbantu dalam mengembangkan usaha dan telah bermitra selama 20 tahun. Kami juga diberikan bantuan APD dan pembinaan mengenai K3 yang sangat bermanfaat, selain itu diperkenalkan produknya melalui pameran yang didukung Pindad. Saat ini sedang dibantu pembinaan terkait merk dagang," ujar H. Syamsudin.

Melalui Program Kemitraannya, PKBL Pindad memberikan program dana bergulir berupa pinjaman modal kerja untuk pembiayaan produksi mereka.

Bantuan tersebut sangat berdampak langsung terhadap perkembangan usaha mitra binaan itu sendiri baik dari segi ekonomi maupun tingkat kesejahteraan wilayahnya.

Di samping mendapatkan bantuan pinjaman modal kerja, mereka juga mendapat pembinaan dalam bentuk pelatihan teknik, manajemen, teknik pembukuan sederhana, awareness Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pemasaran. 

Baca Juga: Pertamina Ciptakan Program Kemitraan untuk Pelaku UMKM, Ini Manfaat yang Bisa Didapatkan

Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Apalagi dengan jumlah UMKM yang kini mencapai 64,2 juta unit, sendi utama perekonomian nasional itu mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. 

Di masa transisi paska pandemik Covid-19 diperlukan banyak dukungan agar sektor UMKM kembali mengeliat. 

Saat ini Pindad juga tengah memberikan bantuan peningkatan status usaha dari kelompok pengrajin senapan angin menjadi pengusaha kecil yang mempunyai merk dagang untuk pemberdayaan lebih lanjut. Selanjutnya akan dijajaki pendampingan terkait paten produk.

Baca Juga: Cegah Gelombang II Covid-19, Sejumlah Ruas Jalan di Bandung Kembali Ditutup

Pindad juga telah memberikan bantuan APD, sepatu, media publikasi seperti spanduk dan banner K3 serta pembinaan manajemen operasi.

Selain pengrajin senapan angin, Pindad juga bersinergi dengan mitra binaanya di Ciwidey, Kabupaten Bandung memproduksi aksesoris tambahan pada Ranpur Anoa seperti sekop, balincong dan kapak standar TNI pada body kendaraan tempur.

UKM binaan ini selain mendukung produk Pindad juga memproduksi berbagai macam golok, pisau, clurit, cangkul, linggis dan berbagai jenis alat pertanian lainnya.

Selain itu juga terdapat UMKM lainnya seperti pengrajin olahan berbahan dasar kulit seperti jaket, tas, dompet, ikat pinggang, dan lain-lain yang berada di wilayah Garut.

Baca Juga: Tolak RUU Haluan Ideologi Pancasila, FORMASI Bandung Penuhi Halaman Gedung Sate

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm