Ia mengungkap, pada Januari 2019 Dinkes Semarang mencatat 60 kasus DBD terjadi, sementara di bulan Februari 2019 ditemukan 80 kasus DBD dengan empat orang meninggal dunia.
“Maret 88 kasus dengan 4 kasus meninggal. April ada 80 kasus dengan 2 kasus meninggal. Mei ada 67 kasus dan Juni ada 61 kasus dengan 1 kasus meninggal,” terangnya.
Hakam menegaskan jika Dinas kesehtan sudah berupaya maksimal untuk menekan angka kejadian DBD di Kota Semarang melalui berbagai macam program.
“Antara lain dengan penyediaan tenaga epidemiologi di seluruh Puskesmas, peningkatan kapasitas petugas surveilans kesehatan, meningkatkan program siswa cari jentik dan satu rumah satu jumantik,” pungkasnya.
Baca Juga: Gunung Prau Mulai Dibuka Kembali Pada 3 Juli, Berikut Syaratnya!