Akhirnya, kini mobil-mobil proyek, termasuk crane proyek bisa lewat di akses masuk Lantamal itu.
“Alhamdulillah kita sudah mendapatkan izinnya, sehingga aksesnya lebih dekat dan kerjanya memang harus lewat disitu, makanya ini mungkin bisa dipercepat lagi,” imbuhnya.
Sementara untuk pembangunannya hingga saat ini, Erna memastikan pintu air dan fabrikasinya sudah jadi. Namun, yang susah adalah bangunannya, pondasi sama pilarnya, sehingga bagian ini terus dikebut.
“Ini kan pompanya juga nambah, sehingga nanti akan ada tiga pompa dengan kapasitas 5 meter kubik. Pokoknya semuanya ini harus selesai Desember,” tegasnya.
Baca Juga: Siap Maju Bila Didukung DPP, Rosehan NB: 'Saya Petarung!'
Erna juga menjelaskan bahwa Rumah Pompa Petekan ini dibangun dengan sistem buka tutup, sehingga perahu pelayaran bisa keluar masuk di Rumah Pompa Petekan itu. Menariknya, rumah pompa ini fungsinya seperti gravitasi. Ketika elevansi permukaan air sungai tinggi, maka air kemudian akan dipompa menuju ke laut dan begitu pula sebaliknya.
“Desain Rumah Pompa Petekan ini juga dibuat heritage dan berbeda dengan pompa air lainnya. Hal ini untuk menambah daya tarik wisata Sungai Kalimas,” katanya.
Rumah Pompa Petekan ini merupakan proyek besar penanganan banjir di Kota Surabaya. Sarana pencegah banjir itu digadang-gadang menggantikan peran 20 rumah pompa di Surabaya Pusat dan Utara.
Selain itu, rumah pompa yang dibangun dengan anggaran total lebih dari Rp 40 miliar itu diprediksi menjadi pengendali utama aliran Sungai Kalimas.
Baca Juga: Kemenhub Tengah Siapkan Regulasi Sepeda, Salah Satunya Infrastruktur