LIPI Serahkan Bantuan Alat Terapi Oksigen Beraliran Tinggi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (
Sonora/Indra Gunawan/Bandung)
Bandung, Sonora.ID - Untuk membantu penanggulangan COVID-19, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama PT. Gerlink Utama Mandiri telah mengembangkan Gerlink LIPI High Flow Nasal Cannula- 01 (GLP HFNC-01).
Alat ini telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan: KEMENKES RI AKD 20403020951 dan dapat digunakan penyedia layanan kesehatan untuk meringankan gejala pernafasan yang diderita pasien.
Untuk membantu penyedia layanan kesehatan dalam penanganan pasien, LIPI menyerahkan Gerlink LIPI High Flow Nasal Cannula-01 ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jumat (3/7/2020).
Penyerahan GLP HFNC-01 ini merupakan bentuk apresiasi LIPI kepada tenaga kesehatan yang berjuang dalam penanganan pandemi COVID-19.
Riset GLP-HFNC-01 melibatkan tenaga medis Rumah Sakit Hasan Sadikin dalam pengembangan fitur produknya.
“Kami berterimakasih kepada para tenaga kesehatan Rumah Sakit Hasan Sadikin yang telah memberikan banyak masukan selama pengembangan produk alat terapi oksigen beraliran tinggi ini,” jelas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono di Bandung.
dr. Budiana Rismawan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin menjelaskan, GLP HFNC-01 ini menjadi salah satu alat alternatif sebelum lebih lanjut ada tindakan pasien pada alat ventilator.
"Dalam beberapa kasus bisa menggunakan GLP HFNC-01 di tahap awal. Jika tidak membaik maka dilakukan inkubasi lalu menggunakan ventilator. Secara teknis karena udaranya kencang maka dalam penggunaannya tenaga medis harus menggunakan APD lengkap dan sebaiknya dilakukan di ruangan terisolasi,” ucap dr. Budiana.
Sementara itu Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Haznan Abimanyu mengatakan, GLP HFNC-01 merupakan salah satu dari jenis produk anestesi terbaik kelas 2B, yaitu High Flow Humidifier Oxygen Device atau alat terapi oksigen beraliran tinggi.
“Alat ini sangat berguna untuk pasien COVID-19 untuk tahap awal jika pasien masih dalam kondisi dapat bernafas sendiri. Alat ini mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasif,” ungkapnya.
"Sistem kerja alat ini adalah aliran tinggi menggunakan sistem tabung venturi yang berbasis pada penyempitan aliran masuk. Produk ini diharapkan dapat membantu penyembuhan pasien COVID-19 baik yang berstatus ODP, PDP, maupun pasien positif,” jelas Haznan.
Haznan menambahkan, risetnya sendiri telah dilakukan sejak April 2020.
Hasil riset kemudian menghasilkan produk nasal cannula atau alat bantu pernafasan untuk menyalurkan oksigen melalui selang yang bening transparan dan lentur.
“Penggunaannya tidak sebatas untuk pasien COVID-19, namun dapat digunakan untuk pasien yang mempunyai diagnosa penyakit paru obstruktif kronik, Restrictive Thoracic Diseases (RTD), Obesity Hypoventilation Syndrome 5, deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan Decompensated Obstructive Sleep Apnea,” tutup Haznan.