Banjarmasin, Sonora.ID - Penyebaran Covid-19 di Banjarmasin diketahui semakin hari kian memprihatinkan dengan meningkatnya jumlah warga yang terinfeksi.
Merujuk data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin pada Minggu, (05/07) lalu, angka positif sudah mencapai 1.500 kasus dan diprediksi bakal terus naik.
Kondisi tersebut kerap diklaim oleh Pemerintah Kota Banjarmasin sebagai bentuk kesuksesan pelacakan dan penelusuran oleh petugas medis.
Namun tak sedikit yang tak sependapat soal itu, malah sebaliknya banyak yang menilai naiknya angka kasus disebabkan kelalaian pemerintah dalam mengendalikan penularan.
Baca Juga: Internet Pendidikan Gratis Belum Gol, Komisi IV DPRD Kalsel Kecewa
Saat ini sudah ada empat kelurahan masuk zona hitam, dengan jumlah rata-rata di atas 50 kasus, yakni Kelurahan Pekapuran Raya, Pengurus Dalam, Teluk Dalam, dan Pemurus Baru.
Bahkan Kelurahan Kelayan Timur, Banjarmasin Selatan nampaknya juga akan menyusul, karena warga yang positif sudah di angka 50.
Naiknya kasus ini tentu menjadi pertanyaan, mengingat penanganan pandemi sudah menghabiskan anggaran yang tak sedikit, yakni mencapai Rp 92 M yang bersumber dari APBD Kota Banjarmasin.
Anggaran ini juga sempat dilaporkan Pemerintah Kota Banjarmasin di hadapan tiga pejabat negara yang datang berkunjung ke Kalimantan Selatan untuk melihat kondisi penanganan virus Corona pada Juni lalu.
Baca Juga: Siap Maju Bila Didukung DPP, Sahbirin Noor: 'Saya Petarung!'