Sonora.ID - Kementrian pertanian akan memproduksi kalung anti virus secara masal guna mencegah masyarakat tertular covid-19.
Namun seperti yang kita ketahui hingga saat ini belum terdapat negara manapun yang apat membuat obat untuk virus corona.
Bahkan vaksin untuk virus corona pun belum di temukan. Berbagai upaya dilakukan oleh semua negara untuk membuat dan memproduksi obat sendiri untuk virus mematikan ini.
Baca Juga: Kementan akan Jual Kalung Antivirus Corona dengan Harga Rp 15 Ribu
Salah satu negara yang berupaya untuk membuat vaksin dan obat pencegah virus corona adalah Indonesia.
Selain menglakukan pengobatan plasma darah rupanya pemerintah Indonesia ingin mengembangkan kalung anti virus corona itu sendiri.
Namun sayangnya kalu antivirus yang akan di kembangkan oleh kementrian pertanian menuai sejumlah pro dan kontra.
Baca Juga: Pemkot Tegaskan Warga Keluar Masuk Makassar Wajib Punya Surat
Banyak masyarakat menilai apa yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian bukan merupakan porporsi dari tugasnya.
Kementrian Pertanian Indonesia ingin memproduksi masal kalung anti virus covid-19, agar dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Akan tetapi kementan mengaku sejah ini baru melakukan pengujian secara klinis pada sejumlah bahan aktif pada kalung tersebut.
Karena pengujian secara klinis akan memakan waktu yang relatif lebih lama.
"Kenapa uji klinis, harus waktu lama, kami yang baru menguji 2-3 bulan ini tidak mungkin. Uji klinis setidaknya butuh 1,5 tahun," tutur Fadjry.
Baca Juga: Rangkaian Peringatan Harganas, BKKBN Jatim Gelar Refleksi Bangga Kencana
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry, mengatakan bahwa jika tidak terbukti efektif mencegah covid-19, masyarakat dapat menganggap kalung tersebut sebagai minyak kayu putih.
"Kalau pun tidak punya khasiat untuk membunuh virus corona (SARS-CoV-2), anggap saja ini kita menggunakan minyak kayu putih," ujar Fadjry saat konferensi virtual, Senin (6/7).
Fadjry juga menegaskan bahwa bahan aktif utama yang digunakan pada kalung anti virus tersebut adalah eucalyptus.
Kepala Balitbangtan tersebut juga menuturkan bahwa tidak melakukan klaim berlebihan bahwa kalung ini dapat 100 persen melindungi dari virus corona.
"Fadjry menyatakan tidak ada klaim anti virus Covid-19 di berbagai produk eucalyptus, termasuk kalung anti virus, roll on, hingga inhaler.
Fadjry mengatakan seluruh produk eucalyptus yang dibuat oleh Kementan berstatus sebagai jamu, bukan sebagai anti virus Covid-19 di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Fadjry menyatakan tidak ada klaim anti virus Covid-19 di berbagai produk eucalyptus, termasuk kalung anti virus, roll on, hingga inhaler.
Baca Juga: Corona Dianggap Proyek Memperkaya Dokter, Ketua Satgas: Terlalu Murah