Hasil Tak Akurat, Pakar Epidemiologi Minta Rapid Test Dihentikan

7 Juli 2020 14:00 WIB
Ilustrasi rapid test massal
Ilustrasi rapid test massal ( Sonora FM Surabaya)

“Rapid tes bukan untuk bagian dari penangulangan ini, dan sehingga terjadilah komersialisasi atau memanfaatkan kekhawatiran orang, mengunakan sebagai prasyarat untuk berpergian, itu sebenarnya kita mendorong adanya komersialisasi didalam pandemik ini. saya tidak tau siapa yang memetik keuntungan” ujar Pandu.

Pandu mengatakan, dengan dihentikannya rapid tes pemerintah bisa beralih hanya menggunakan metode pemeriksaan polymerase chain reaction atau PCR.

Sebab menurut Pandu dengan metode PCR lebih baik, karena tingkat akurasi.

“Dengan PCR lebih baik, karena covid ini jangka panjang, dan dengan jagka panjang kita butuh surveillance yang aktif, surveillance seperti apa? yaitu testing, lacak, isolasi. Selain itu rapid tes bukanlah anjuran dari WHO sejak awal, jadi publik yang dirugikan. Dan ini harus diawasi oleh semua steakholeder termasuk KPK” ujar Pandu

Baca Juga: Hujan di Sumsel Turun Tidak Menentu, Begini Penjelasan dari BMKG

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm