Semarang, Sonora.ID - Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kawal Covid-19 per 1 Juli 2020, terdapat tiga wilayah di Jawa tengah masih masuk dalam kategori zona merah yakni Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara.
Sementara daerah dalam kategori zona merah ke merah muda meliputi daerah yang berdekatan dengan tiga daerah tersebut yakni Kendal, Batang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Grobogan, Blora dan Rembang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau dan mengingatkan daerah-daerah yang masuk dalam zona tersebut untuk tetap saling menjaga. Di antaranya daerah-daerah yang berkorelasi dengan Semarang dan jalur Semarang-Surabaya.
“Jadi kalau kita melihat seperti ini, betul. Maka kemarin di Rembang, saya minta untuk ada perhatian. Merahnya di Timur, ini kan mulai pelan-pelan ke Barat itu mulai muda. Begitu juga yang di Jawa Barat. Bentuknya sama,” ujar Ganjar sembari menunjukkan peta indeks kewaspadaan yang diperolehnya, di Puri Gedeh, Kamis (2/7/2020).
Baca Juga: Car Free Night Di Kawasan Kota Lama Semarang Masih Ditiadakan
Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora adalah dua daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur.
Dua kabupaten tersebut masuk dalam jalur Semarang-Surabaya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro yang masuk dalam kategori daerah zona merah dan merah muda.
Tuban dan Bojonegoro sendiri berkorelasi dengan Lamongan, Gresik dan Kota Surabaya. Saat ini Gresik dan Surabaya merupakan daerah yang masuk dalam kategori zona merah tua atau indeks kewaspadaan tinggi yakni level 6.
Sementara daerah-daerah di Jawa Tengah bagian Selatan dan Tengah ke arah Barat relatif masuk dalam kategori zona merah muda ke putih. Begitupun dengan Solo Raya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Tren Harian Pcr di Jateng Menurun Per Juni 2020
Menurut Ganjar, hal tersebut membuktikan jika setiap daerah saling berkorelasi terkait penyebaran Covid-19.
“Ada korelasinya dengan itu. Jadi Rembang itu ada korelasinya (dengan Jawa Timur), Sragen ada korelasinya, Karanganyar ada korelasinya dan itu dilaporkan oleh Bupati, maka kita minta untuk saling menjaga di antara mereka. Jadi ini ada yang musti kita perhatikan. Ini menarik, ini bisa dijadikan analisis apa yang musti kita siapkan, apa yang musti kita perhatikan sehingga nantinya orang bisa mengerti,” jelasnya.
Hal tersebut kemudian menjadi salah satu latar belakang Ganjar membuat enam satuan koordinator wilayah (Satkorwil) di enam eks Karesidenan, di mana enam Korwil tersebut berfungsi sebagai percepatan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah. Salah satunya untuk mempercepat update data di real time dengan menagih daerah yang kurang cepat melaporkan data.
Nantinya Korwil juga bertugas untuk memantau daerah-daerah yang masuk di masing-masing eks Karesidenan.
Baca Juga: Tak Pakai Masker, Pedagang Pasar Tradisional Terancam Ditutup Lapaknya
“Setiap Korwil nanti bisa menagih dan bisa memantau daerahnya. Berapa rapid test sudah berjalan, berapa PCR tesnya, kalau dilihat dari persentase berapa, sudah memenuhi syarat apa belum, terus kemudian tracingnya bagaimana, apa ada kekurangan atau tidak. Begitu.” ujar Ganjar.
Selain hal-hal di atas, Ganjar juga menegaskan tentang pentingnya keterbukaan informasi terkait penanganan Covid-19.
Menurutnya, keterbukaan informasi kepada publik menjadi langkah untuk memberikan informasi paling update sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Kalau saya gini, ini tidak perlu ada yang ditutupi. Disampaikan saja. Maka kemarin ada yang bilang itu Jawa Tengah tinggi, ya memang. Faktanya memang naik. Maka dari itu butuh adanya perhatian khusus, seperti Semarang, Demak, kemudian ada lagi Rembang, Jepara. Lalu yang lain bagaimana, daerah sekitar Kota Semarang itu juga perlu kita perhatikan maka sudahlah kita buat Korwil saja,” pungkasnya.
Baca Juga: Wali Kota Semarang Resmikan Taman Kuliner Tulus Harapan Sekaligus Imbau Warga Tetap Waspada Covid-19