Makassar, Sonora.ID - Kontestasi politik di Kota Makassar mulai memanas. Menyusul sejumlah bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar telah mendapat rekomendasi partai politik.
Seperti, paslon Danny Pomanto dan Fatmawati Rusdi Masse yang telah mengantongi rekomendasi dari partai Nasdem dan Gerindra.
Selanjutnya, Syamsu Rizal dan Fadli Ananda yang diusung Partai PKB, PKS dan PDI Perjuangan.
Baca Juga: Kunjungi Sulsel, Tito Karnavian Beri Arahan Jelang Pilkada Serentak
Sementara partai Golkar dan PAN mengusung adik menteri pertanian, Irman Yasin Limpo yang berpasangan dengan Andi Zunnun.
Pakar politik kebangsaan Universitas Muhammadiyah Makassar, Arkam Azikin mengatakan, peta kekuatan politik belum bisa dibaca saat ini. Sebab hingga saat ini calon resmi belum ada.
Calon baru resmi diketahui jika sudah ada penetapan pasangan calon oleh KPUD Makassar.
Baca Juga: RS Rujukan Covid-19 di Kota Makassar Terisi Penuh, Ini Langkah Dinkes
Arkam memprediksi masih akan terjadi tarik ulur hingga menjelang tahapan pendaftaran. Sebab hingga kini calon resmi belum tersedia.
Calon baru akan resmi jika sudah ada penetapan pasangan calon oleh KPU Makassar.
Arkam menambahkan partai penentu masih bisa merubah arah usungan hingga membuat bakal calon batal melaju.
"Perebutan partai masih bisa terjadi. Apalagi partai politik masih mencari paslon yang tepat dan paslon juga mencari partai yang tepat. Jika ada partai yang tidak tidak bertahan di figur masing-masing, kontestasi pasti akan seru. Saya melihat pertarungan kali ini hanya ada 3 paslon," Ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Senada disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Firdaus Muhammad.
Baca Juga: Harus Siap Siaga untuk Sukseskan Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2020
Dia mengatakan, para kandidat yang maju di Pilkada Makassar saat ini belum benar-benar aman untuk mendapatkan tiket dari partai politik sehingga sangat berpotensi membajak partai di detik-detik terakhir pendaftaran.
"Potensi membajak partai di detik-detik terakhir sangat memungkinkan terjadi," katanya.
Menurut dia, kendati sudah ada beberapa bakal pasangan calon (paslon) yang mendapatkan usungan parpol, tidak membuat parpol menolak bermanuver, sebab peta politik di Makassar masih sangat cair.
Baca Juga: Walau Tidak Menyelenggarakan Pilkada, Bawaslu Pusat Kunjungi Bawaslu Gianyar
Bila melihat alur politik yang dijalankan salah seorang bakal calon wali kota yakni Munafri Arifuddin, meskipun belum secara terbuka menyampaikan parpol yang akan mengusungnya, namun bisa saja membuat kejutan di masa akhir.
"Manuver-manuver politik Pak Appi (Munafri) sekarang ditunggu, karena peluangnya bermanuver itu paling besar. Kalau benar, Appi menggunakan pola yang lalu, mengambil di detik-detik terakhir (rekomendasi partai), Paslon lain bisa buyar. Bila melihat pada sebelumnya, kemungkinan itu masih ada," ujar dia.
Saat ini, kata dia, telah memasuki masa kritis bagi para kandidat dan parpol untuk menentukan pilihan.
Bagi bakal pasangan calon yang telah mencukupi jumlah kursi untuk mendaftar calon walikota, disarankan untuk lebih fokus mempertahankan rekomendasi partai, dari berusaha menggembosi partai kandidat lain.
Baca Juga: Pelaksanaan Pemilu 2020 Diprediksi Tidak Sesulit Pemilu 2019