Sonora.ID - Wabah virus corona membawa dampak yang besar tak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi dunia secara general.
Seluruh masyarakat merasakan dampak signifikan dengan adanya wabah ini, salah satu dampak yang paling besar adalah pada sektor ekonomi.
Dampak tersebut pastinya merambah pada kehidupan ekonomi masyarakat dan kepada daya beli serta kemakmuran masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Ncess Nabati Beberkan Kisah Perjalanan Hidupnya Keluar dari Kemiskinan
Secara jelas, Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan bahwa hingga Maret 2020 yang lalu saja, peningkatan penduduk miskin mencapai lebih dari 1 juta penduduk.
Angka tersebut merupakan rangkuman dari September 2019 yang lalu, hingga Maret yang lalu, dengan angka tersebut membuat total penduduk miskin di Indonesia menjadi 26,42 juta orang.
Bukan hanya wabah virus corona, namun secara tegas Kepala BPS, Suhariyanto menyatakan bahwa peningkatan ini terjadi karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca Juga: Ketua Komisi VIII DPR RI Minta Pemerintah Mengintegrasi Data Kemiskinan ke E-KTP
Pihaknya menyatakan bahwa pada PSBB seluruh aktivitas perekonomian menjadi terganggu dan terhambat, sehingga pendapatan penduduk pun menurun.
“Penduduk miskin naik hingga 1,63 juta terhadap September 2019 yang lalu,” ujarnya pada Rabu 15 Juli 2020.
Dikutip dari Kompas.com, secara persentase penduduk miskin pada maret 2020 tercatat sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 poin terhadap Maret 2019 yang lalu.
Baca Juga: Penanaman Modal Dalam Negeri Balikpapan Naik Signifikan Tahun 2019
Tak hanya itu, pihaknya juga menyatakan bahwa peningkatan angka kemiskinan di Indonesia juga timbul karena pariwisata yang terhenti.
Meksi pemerintah secara resmi menyatakan waspada Covid-19 pada Maret 2020, namun sektor pariwisata sudah terdampak dari bulan sebelumnya.
“Meskipun pemerintah secara resmi mengumumkan kasus Covid-19 pada Maret 2020, namun sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak dari bulan Februari 2020,” ungkapnya menambahkan.
Baca Juga: Kepala BPS Sulsel: Neraca Perdagangan Masih Surplus USD 46,04 Juta