Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa kebijakan utang ini bisa dikontrol dengan tetap menjaga rasio dengan PDB.
“Negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin banget, dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah,” tambahnya menegaskan.
Pihaknya menyadari bahwa masyarakt Indonesia masih sangat sensitif dengan kebijakan utang yang tak jarang jadi perdebatan yang panas antara masyarakat dengan pemerintah.
Baca Juga: Redenominasi Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, Sri Mulyani: untuk Efisiensi Perekonomian
Mengenai hal tersebut, Sri Mulyani menyatakan bahwa alasan utama sebuah negara berutang adalah untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur, dan yang kedua adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut pemerintah, ketertinggalan infrastruktur ini bisa menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Kondisi ini yang kemudian membuat daya saing Indonesia menjadi rendah.
“Kalau enggak utang, berarti kita menunda kebutuhan infrastruktur. Masalah pendidikan, kesehatan, mungkin tertunda, jadi negara kita warganya banyak, tapi anak-anaknya bisa rentan,” jelas Sri Mulyani.
Baca Juga: Trump Marah dan Ngamuk Ke Indonesia, Gegara Sri Mulyani Pajaki Netflix
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, dengan judul ‘Sri Mulyani Jawab Kritik: Semua Negara Islam Berutang’.