Selain itu, sementara kantong plastik terlihat, setiap orang harus ingat bahwa apa yang ada di dalamnya sering lebih berbahaya bagi lingkungan daripada kantong itu sendiri.
Misalnya, produk dengan kemasan plastik berat dan wadah dapat memiliki berat beberapa kali lebih banyak daripada tas. Atau pertimbangkan barang-barang yang sebenarnya, dari pelarut pembersih beracun, stroberi impor makanan tinggi, hingga soda dalam kaleng aluminium.
Konsumen dapat beralih ke alternatif yang lebih buruk
Bukti dari pembatasan kantong plastik sebelumnya menunjukkan ini memang mengurangi penggunaannya, tetapi kadang-kadang menyebabkan lebih banyak kerusakan lingkungan jika pelanggan beralih ke bahan lain dengan hasil sampah yang lebih besar.
Baca Juga: Coba Letakkan Bantal ke Dalam Plastik Hitam Lalu Jemur, Hal 'Ajaib' Ini Akan Terjadi
Kantong kertas dapat membutuhkan 400 persen lebih banyak energi untuk membuatnya, belum lagi pemanenan pohon dan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produksi. Menanam kapas membutuhkan tanah, air dalam jumlah besar, pupuk kimia dan pestisida.
Kantong plastik menggunakan bahan bakar fosil, sumber daya yang tidak terbarukan dan bersifat permanen memasuki aliran limbah selamanya. Mereka dapat menyebabkan lebih banyak polusi di darat dan di perairan, tetapi memiliki efek yang lebih kecil pada perubahan iklim dan penggunaan lahan dibandingkan jenis kantong lainnya.
Kantong biodegradable, mungkin secara mengejutkan bisa menjadi opsi terburuk dalam hal dampaknya terhadap iklim, kerusakan tanah, polusi air, dan emisi racun.
Pada akhirnya, keputusan tentang jenis tas menjadi isu lingkungan mana yang diprioritaskan.