Perhitungkan Kesehatan Anak-Anak, Mensos: Satu Bungkus Rokok Minimal Rp 100 Ribu

21 Juli 2020 09:10 WIB
Menteri Sosial, Juliari Batubara
Menteri Sosial, Juliari Batubara ( Kompas.com)

Sonora.ID - Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan perokok terbanyak di dunia, pasalnya akses untuk mendapatkan rokok tersebut pun terbilang mudah.

Bahkan jika dibandingkan dengan harga rokok di negara tetangga, harga rokok di Indonesia cenderung terbilang lebih murah.

Dengan demikian, banyak anak-anak yang terancam kesehatannya karena banyaknya pengguna rokok di Indonesia ini.

Di sisi lain, karena harganya yang cenderung murah, tak sedikit juga anak-anak yang sudah merokok meski masih di usia yang sangat muda.

Baca Juga: Merokok Sedari Dini, Dokter: Gangguan Kesehatan Diakumulasi di Masa Tua

Memperhitungkan kondisi tersebut, dalam Webminar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Menteri Sosial pun angkat bicara terkait rokok.

Menteri Sosial, Juliari Batubara menyatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi Indonesia adalah perokok yang masih dalam usia anak-anak.

Untuk itu, dalam kesempatan tersebut pihaknya mengusulkan agar harga rokok dinaikan, langkah ini tidak hanya untuk kesehatan anak tetapi juga untuk pendapatan negara dari cukai rokok tersebut.

Baca Juga: Alamak! Makanan Sederhana Ini Justru Lebih Berbahaya daripada Rokok

Pihaknya menyatakan bahwa memang anak di bawah usia 18 tahun saat ini bisa mendapatkan rokok tanpa kesulitan, dan hal ini menjadi faktor yang membuat sang anak mudah terpapar dengan rokok.

“Akses terhadap rokok harus dibatasi. Bahkan di Indonesia menjual rokok secara satuan pun masih bisa,” ungkapnya.

Juliari menyarankan agar proses pembelian rokok ini bisa dipersulit, salah satunya adalah dengan menaikkan harga rokok.

Baca Juga: Turun Lapangan, Mensos Saksikan Distribusi Bansos Tunai ke 7.300 KK di Tambun Selatan

“Kalau bisa rokok harganya mahal. Satu bungkus minimal Rp 100 ribu. Negara pun bisa dapat cukai lumayan. Ini bukan untuk meningkatkan APBN saja, itu jangka pendek. Jangka panjangnya, anak kita terlindungi dari rokok,” usulnya.

Tujuannya pun jelas agar rokok ini tidak mudah diakses oleh anak-anak, selain itu, langkah tersebut juga bisa berdampak pada pemerintah.

Di sisi lain, pihaknya menyatakan bahwa saat ini produksi rokok menggunakan tembakau impor, maka ia juga menyarankan agar sebaiknya petani tembakau berganti jenis tanaman yang dipanen.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Evali, Penyakit Paru Akibat Rokok Elektrik (Vape)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm