Luwu Utara, Sonora.ID - Berbagai penyakit menghantui ratusan korban banjir bandang Masamba, Luwu Utara yang saat ini berada di tenda pengungsian. Bahkan, beberapa pengungsi mulai mengalami gejala ganguan kesehatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara merilis data pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan. Adapun penyakit yang mengancam pengungsi antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dermatitis, dan hipertensi.
Dari beberapa penyakit ini, penderita ISP diketahui paling banyak menyerang pengungsi yang sebanyak 247 orang. Menyusul dermatitis sebanyak 151 orang, hipertensi 137 orang dan diare 35 orang.
Baca Juga: Hunian Sementara Pengungsi Banjir Bandang Bakal Dibiayai APBN
Sementara kelompok rentan, seperti ibu hamil, bayi, balita dan lansia, BPBD mencatat masih didominasi lansia dengan jumlah 2.623, disusul balita sebanyak 2.223 jiwa , bayi 447 jiwa dan ibu hamol 447 orang.
Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar mengatakan, hingga kini kebutuhan pengungsi yang paling mendesak adalah penyediaan air bersih , sanitasi, tandon air dan pompa air. Selain itu, pengungsi juga membutuhkan obat-obatan, suplemen, susu balita, serta pampers balita dan lansia.
Tak hanya itu, kata Muslim, pakaian dalam wanita, selimut, sarung, pembersih ruangan, masker, genset, penerangan portable, WC postable, dan mobil tangki air bersih.
Kondisi pengungsi tetap menjadi perhatian pemerintah daerah dengan cara memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, dan melakukan edukasi kepada pengungsi untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, walau berada dalam pengungsian.
“Hidup bersih dan sehat adalah salah satu modal untuk segera bangkit pascabencana. Untuk itu, tim kita dari Dinas Kesehatan setiap hari melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan serta melakukan edukasi kepada para pengungsi untuk tetap disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar, Selasa (22/7/2020), di Masamba.
Baca Juga: Menteri Sosial Kerahkan Tagana Hingga Psikologi ke Luwu Utara
Terkait kebutuhan pengungsi yang mendesak, Muslim menyebutkan, penyediaan air bersih masih menjadi prioritas untuk segera diwujudkan. Setelah itu, kata dia, barulah tandon air, pompa air, obat-obatan, suplemen, susu balita, serta pampers balita dan lansia.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan, pakaian dalam wanita, selimut, sarung, pembersih ruangan, masker, genset, penerangan portable, WC postable, dan mobil tangki air bersih.
“Semua kebutuhan para pengungsi ini terus kami upayakan agar para pengungsi tetap bisa hidup layak meski masih di tengah pengungsian, sambil menunggu rumah hunian sementara (huntara) atau rumah khusus, yang sementara juga diupayakan pemerintah agar cepat rampung, dan segera bisa ditempati oleh para pengungsi,” terang Muslim.
Muslim menahbahkan, dari data yang dikumpulkan, hingga korban yang meninggal sudah 38 orang, luka-luka 106 orang dan 10 orang lainnya belum ditemukan.