Sementara itu, Giyatno yang mengantarkan pesanan kelapa tersebut mengaku pertama kali dihubungi pemesan melalui akun Facebook bernama Amanda.
Ia kemudian bertukar nomor telepon dengan pemilik akun Amanda. Si pemesan kemudian meminta Giyanto mengirim satu truk kelapa ke sebuah alamat yang ternyata rumah Titik.
Namun, setelah diantar, Titik merasa tak pernah memesan kelapa.
"Sesampai di alamat pengirim, ternyata yang bersangkutan tidak pesan,” kata Giyatno. Ia pun melaporkan pesanan fiktif tersebut ke Polda Jawa Tengah karena ia mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Tidak hanya itu bahkan orang tua Titik juga mengalami teror fitnah yang entah siapa penyebarnya.
Orang tua Titik di fitnah telah menggelapkan 10 mobil dan menculik anak.
Sementara tetangga Titik, Bunda Gendis, difitnah bahwa anaknya hamil di luar nikah. Bahkan, kepala desa juga tak lepas dari fitnah di media sosial oleh pelaku.
Fitnah-fitnah tersebut di tujukan kepada siapa saja yang dekat dengan Titik dan memberikan motivasi padanya.
Tidak tahan hal tersebut terus berlanjut akhirnya Titik mantap membawa masalah in ke jalur hukum.
Baca Juga: Tembok Pembatas Ambruk, 4 Pekerja Proyek Tewas Dan 1 Orang Luka Berat