Selain itu, Budi juga menjelaskan, dalam usaha untuk digitalisasi UMKM melalui Bumdes ini bisa berkembang apabila ada 3 faktor utama di dalamnya.
"Pertama adalah, masih adanya anak muda di desa itu, maka ada tenaga dan energi untuk menggerakan desa itu, kedua adalah SDM yang inovatif dan kreatif, dan yang ketiga adalah partisipasi warga," ujar Budi.
Ironinya, lanjut Budi, meski e-commerce Indonesia pada tahun 2019 angkanya mencapai 21 Miliar USD, Indonesia hanya dijadikan pasar karena barang yang diperjualbelikan 90 persen adalah barang impor.
Maka dari itu, melalui Bumdes ini Budi berharap bisa memproduksi produk-produk unggulan yang dipasarkan melalui e-commerce hingga ke mancanegara.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Secepatnya Berikan Bantuan bagi Koperasi dan UMKM
Namun, sayangnya hingga saat ini, masih ada 13.577 desa di seluruh Indonesia yang belum memiliki akses Internet.
"3 unsur dari ekosistem ekonomi digital adalah, infrastruktur yang pertama, ini ada problem, masih banyak desa di seluruh Indonesia yang belum memiliki akses internet, kedua adalah logistik, kita harus akui bahwa bicara ekonomi digital, kita sering mengabaikan faktor logistik, yang terakhir adalah platform digital," ujar Budi.
Untuk membangun UMKM ini tentunya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi butuh kerja sama dengan banyak pihak lainnya.
Menurut Budi, dari seluruh pemantauannya, problem selain infrastruktur adalah pemasaran yang sangat penting untuk diperbaiki dalam memajukan UMKM di Indonesia.
Baca Juga: Salurkan Bantuan Sembako dan Masker, Pertamina Libatkan 35 UMKM di Makassar