Peran BUMN dalam Membangun UMKM Pedesaan Pasca Pandemi Covid-19

25 Juli 2020 13:21 WIB
Webinar Radio Sonora UMKM Series: Bakti BUMN Bangun UMKM Pedesaan Pasca Covid-19
Webinar Radio Sonora UMKM Series: Bakti BUMN Bangun UMKM Pedesaan Pasca Covid-19 ( )

Sonora.ID – Pandemi Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia, menyebabkan sebagian besar usaha mengalami kemunduran, tidak terkecuali Indonesia.

UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia pun terkena dampak dari pandemi, sehingga dibutuhkan strategi dan bantuan nyata untuk membantu para pengusaha UMKM untuk bangkit kembali.

Hal ini dibahas dalam Webinar Radio Sonora yang bertema 'Bakti BUMN Membangun UMKM Pasca Covid-19', yang diadakan pada hari Sabtu (25/7/2020).

Webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Budi Arie Setiadi selaku Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo selaku Komisaris PT Telkom Indonesia, dan Ir. Jarot Trisunu, MM selaku Ketua Umum Komunitas Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI).

Baca Juga: Produksi APD dan Masker, Telkomsel Berdayakan UMKM Lewat Kolaborasi The NextDev

Budi Arie menjelaskan, menurut data tahun 2018-2019, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Koperasi, Usaha Kecil, dan Mikro di desa totalnya sebanyak 1.596.071 unit yang tersebar di 34 Provinsi Indonesia.

"Desa dapat mendirikan Bumdes yang disepakati melalui musyawarah desa dan ditetapkan oleh sebuah mekanisme yang namanya peraturan desa, kerjasama antara desa dengan pelayanan usaha dapat diperoleh dengan membentuk sebuah Bumdes bersama," imbuh Budi.

Budi mengatakan bahwa Bumdes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum.

Namun, menurut Budi, hingga saat ini status hukum Bumdes masih menimbulkan pertanyaan karena Bumdes dalam ekosistem hukum perdagangan belum mendapatkan tempat, sehingga sulit untuk bekerja sama dengan pihak ketiga, berbeda dengan PT atau CV yang berbadan hukum.

Baca Juga: 4 Kategori Debitur UMKM Yang Bakal Dapat Relaksasi Penangguhan Pokok Pinjaman dari Bank DKI

Selain itu, Budi juga menjelaskan, dalam usaha untuk digitalisasi UMKM melalui Bumdes ini bisa berkembang apabila ada 3 faktor utama di dalamnya.

"Pertama adalah, masih adanya anak muda di desa itu, maka ada tenaga dan energi untuk menggerakan desa itu, kedua adalah SDM yang inovatif dan kreatif, dan yang ketiga adalah partisipasi warga," ujar Budi.

Ironinya, lanjut Budi, meski e-commerce Indonesia pada tahun 2019 angkanya mencapai 21 Miliar USD, Indonesia hanya dijadikan pasar karena barang yang diperjualbelikan 90 persen adalah barang impor.

Maka dari itu, melalui Bumdes ini Budi berharap bisa memproduksi produk-produk unggulan yang dipasarkan melalui e-commerce hingga ke mancanegara.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Secepatnya Berikan Bantuan bagi Koperasi dan UMKM

Namun, sayangnya hingga saat ini, masih ada 13.577 desa di seluruh Indonesia yang belum memiliki akses Internet.

"3 unsur dari ekosistem ekonomi digital adalah, infrastruktur yang pertama, ini ada problem, masih banyak desa di seluruh Indonesia yang belum memiliki akses internet, kedua adalah logistik, kita harus akui bahwa bicara ekonomi digital, kita sering mengabaikan faktor logistik, yang terakhir adalah platform digital," ujar Budi.

Untuk membangun UMKM ini tentunya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi butuh kerja sama dengan banyak pihak lainnya.

Menurut Budi, dari seluruh pemantauannya, problem selain infrastruktur adalah pemasaran yang sangat penting untuk diperbaiki dalam memajukan UMKM di Indonesia.

Baca Juga: Salurkan Bantuan Sembako dan Masker, Pertamina Libatkan 35 UMKM di Makassar

Menanggapi ragam permasalahan dalam memajukan UMKM ini khususnya dalam masalah akses internet, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu selaku Komisaris PT Telkom Indonesia, menjelaskan ada tiga fungsi dari Telkom.

"Yang pertama adalah menyediakan koneksi atau sambungan seluler, itu merupakan pondasi yang paling bawah, yang kedua adalah Telkom menyediakan platform, dan yang ketiga adalah menyediakan services, atau layanan," ujar Marsudi.

Soal koneksi yang menjadi masalah di pedesaan itu, Marsudi mengatakan memang ada beberapa hal yang tidak semudah membalik tangan.

"Pertama, kalau investasi memang ya, Telkom sebagai BUMN punya kewajiban untuk investasi, itu tidak sulit lah, kami punya, uangnya ada, tetapi ternyata begitu diimplementasikan di daerah itu banyak masalah," jelas Marsudi.

Baca Juga: Sempat Terputus, Kini Jaringan Telkomsel di Masamba Pulih 90%

Marsudi mengungkap bahwa masih banyak masalah internal dari tiap daerah yang menghambat proses pengembangan akses Internet di pedesaan seperti masalah perizinan yang sangat sering dijumpai pihak Telkom, dan bahkan beberapa daerah masih tidak ada listrik.

Meskipun banyak hambatan, Marsudi menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengusahakan agar 13 ribu daerah yang belum terhubung internet tersebut, nantinya bisa terhubung dan menikmati layanan-layanan yang disediakan oleh Telkom.

Pihaknya juga masih mengembangkan teknologi setelit untuk menghindari masalah jaringan terestrial.

Di sisi lain, Ir. Jarot selaku Ketua Umum IKUBI mengatakan, pelaku UMKM di desa juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Webinar Sonora UMKM Series: Bakti BUMN Membangun UMKM Pedesaan Pasca Covid-19

"Produk yang seharusnya tersalurkan ke kota-kota besar akhirnya menjadi over stock," kata Jarot.

Jarot mengatakan bahwa pelaku UMKM ini seharusnya melakukan re-engineering, dan evaluasi sistem. Misalnya melakukan perubahan produk menjadi sebuah turunan, sehingga daya simpan produk itu bisa lebih lama dan sesuai dengan pasar.

"Mereka juga harus mem-branding produknya dari yang low material menjadi produk yang memiliki ciri khas dari masing-masing daerah," lanjut Jarot.

"Diharapkan dengan adanya Covid-19 ini menjadi sebuah titik untuk berubah, berevolusi, meskipun kendalanya tadi infrastrukturnya mungkin di daerah-daerah remote area masih 2G, belum 4G, tapi apapun kendalanya, mereka harus berubah," imbuhnya.  

Baca Juga: Pemkot Semarang Dorong Kredit Modal untuk Membantu UMKM di Masa Pandemi

Jarot juga menjelaskan bahwa UMKM itu harus pro-aktif, dan mencari apa saja yang menjadi peluang dari lembaga pemerintah maupun BUMN untuk UMKM.

Budi Arie pun menambahkan bahwa selama pandemi Covid-19 ini, masyarakat Indonesia juga harus mengutamakan konsumsi produk lokal untuk memajukan perekonomian Tanah Air.

"Kita berharap, mudah-mudahan di kuartal ketiga, dan keempat kita bisa bangkit dan recovery sehingga masyarakat yang kehilangan pekerjaannya, kehilangan daya belinya, bisa kita bantu, kita bergerak bersama-sama," tutup Budi Arie.

Baca Juga: Gandeng Berbagai Pihak, Pemerintah Bentuk Sinergi dalam Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm