"Lalu apa pengaruhnya amfetamin terhadap kejiwaan seseorang, yang oleh orang normal dianggap tidak mungkin? Yaitu meningkatnya keberanian yang sedemikian luar biasa yang tidak pernah terpikir," jelas Tubagus.
Ia menyebutkan cara pikir orang yang sudah mengonsumsi narkoba berbeda dengan pikiran rasional.
Tubagus menduga zat ini pula yang memicu Yodi Prabowo nekat bunuh diri.
"Maka yang harus diukur adalah bagaimana pengaruh amfetamin itu terhadap keberanian seseorang untuk melakukan suatu tindakan orang normal tidak mungkin," paparnya.
Baca Juga: Pesan Terakhir Yodi Prabowo Bikin Pakar Curiga Motif Bunuh Diri Bukan Dibunuh
Ia menyebutkan fakta tersebut sudah dikonfirmasi kepada saksi ahli.
Sebelumnya, Tubagus juga mengungkapkan bahwa Yodi sempat berobat ke Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo (RSCM) dimana ia berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Fakta ini ditelusuri dari jejak transaksi pada kartu debit BCA milik Yodi.
Tubagus menduga ini ada kaitannya dengan tindakan editor stasiun televisi tersebut. Diduga hasil pemeriksaan itu menimbulkan depresi bagi korban bunuh diri.
"Kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi. Ini dijelaskan ahli di bidang psikologi forensik," papar Tubagus.
Baca Juga: Ibunda Editor Metro TV Angkat Bicara Soal Kematian Anaknya, Tak Terima Dituding Bunuh Diri
"Walaupun ada beberapa yang sudah kita minta keterangan dengan kapasitas keterangan ahli berkaitan dengan faktor-faktor fakta penyidikan," tambahnya.