Kedua, klaim zona hijau itu secara psikologis menurut Muttaqin tidak baik. Karena salah satu problem di Banjarmasin adalah bagaimana mengedukasi masyarakat sehingga mereka kemudian menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Tetapi fakta di lapangan banyak anggota masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan.
Jika Pemko merilis zona hijau yang tolak ukurnya sangat bias, maka itu akan membuat masyarakat semakin terlena sehingga menjadi semakin abai terhadap penerapan protokol kesehatan.
"Mereka (masyarakat) bisa saja menganggap situasi sekarang semakin normal dan bebas keluar rumah karena sudah ada zona hijau," ujarnya.
Ketiga, penetapan zona hijau itu tidak serta merta membuat kelurahan tersebut bebas dari ancaman penularan Covid-19. Karena Pemko tidak mampu menjamin dan mengontrol mobilitas atau pergerakan penduduk yang masuk dan keluar zona hijau.
"Padahal pertumbuhan dan penyebaran Covid-19 sangat bergantung pada mobilitas penduduk," katanya.
Baca Juga: Akhirnya, 6 Kelurahan di Kota Banjarmasin Berubah Jadi Zona Hijau
Selain itu, Muttaqin menyoal data yang dirilis untuk merefleksikan warna zona tidak konsisten. Sebagai contoh resmi, data yang dirilis untuk agregasi level kota kasus positif sebanyak 2099 kasus, dirawat atau kasus aktif sebanyak 1045 kasus, sembuh 890 kasus dan meninggal sebanyak 140 kasus.
Sekarang dilihat dari data kasus positif, sembuh, dan meninggal pada tiap kelurahan. Dari 52 kelurahan diperoleh jumlahnya mencapai kasus positif sebanyak 1.763, sembuh 1.170, meninggal 166 kasus. Berdasarkan penjumlahan ini maka diperoleh data kasus aktif atau dirawat sebanyak 440 kasus.
Jadi menurut Muttaqin, data yang disajikan oleh Pemko sendiri tidak sinkron dengan rilis data agregasi pada level kota.
Sehingga ketidak singkronan ini membuatnya agak bingung, apakah kasus positif yang disebutkan dalam infografis adalah data total kasus positif, atau data kasus aktif (dirawat) saja.
"Ini perlu penjelasan dan perbaikan supaya data tersebut dapat 'dipegang' oleh publik," bebernya.
Baca Juga: Swab Massal Pertengahan Agustus, Pemko Banjarmasin Usulkan 434 Orang