"Mereka akan mendanai aktivitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah," kata Mendikbud Nadiem.
Nadiem berharap penjelasan ini akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan dan isu kelayakan hibah.
Selain itu, hibah tersebut sekarang bisa dialihkan kepada organisai yang lebih membutuhkan.
Pada kesempatan itu Nadiem juga menyatakan apresiasi sebesar-besarnya atas masukan dari organisasi NU, Muhammadiyah dan PGRI mengenai Program POP.
Baca Juga: Tayangkan Film Dokumenter Netflix di TVRI, Kemendikbud Pastikan Tidak Pakai APBN
Nadiem menyatakan ketiga organisasi ini sudah ada di bidang pendidikan bahkan jauh sebelum negara ini berdiri.
"Tanpa pergerakan mereka dari Sabang sampai Merauke, maka identitas, budaya, dan misi dunia pendidikan di Indopnesia tidak akan terbentuk," katanya.
Oleh karena itu, Nadiem secara tegas menyatakan permohonan maafnya kepada ketiga organisasi tersebut.
"Dengan rendah hati saya mohon maaf atas segala keprihatian yang timbul, dan berharap agar tokoh dan pimpinan NU, Muhamadiyah dan PGRI bersedia untuk terus memberikan bimbingan dalam program, yang kami sadari betul belum sempurna," kata Nadiem.
Baca Juga: Mulai Besok, Nadiem Makarim Izinkan Sekolah Tatap Muka di 104 Kabupaten/Kota, Ini Daftarnya
Menurut Menteri Nadiem, tanpa dukungan dan partisipasi semua pihak, mimpi untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi penerus bangsa sulit tercapai.
"Kami Kemdikbud siap mendengar dan siap belajar," kata Nadiem.