Bandung, Sonora.ID - Seiring perkembangan teknologi yang pesat, cakupan penyebaran konten digital juga semakin luas dan beragam. Perkembangan dunia digital tidak bisa menjadi alasan untuk tidak kreatif. Kreatifitas itu melekat pada diri manusia sedangkan dunia digital hanya alat pendukung untuk menyebarluaskannya.
Ray Martosono atau yang dikenal Ray-M, seorang musisi muda multi instrumentalis mengemukakan, bahwa pandemi Covid-19 seakan mematikan kreatifitas para seniman. Banyak usaha atau kegiatan yang akhirnya gagal diperoleh oleh para seniman, baik musik (penyanyi, band) ataupun seni lainnya (pengrajin, pameran).
"Kita tahu sejak pandemi ini terjadi, banyak pementasan musik, konser, atau pameran, atau hasil usaha para pengrajin dipending lalu akhirnya gagal atau tidak jadi. Berapa banyak kerugian yang didapat? Nah pada akhirnya kita para seniman harus putar otak agar tetap hidup, tetap berjalan," ucap Ray-M usai penampilannya di sekolah musik Never End Jl. Gatot Subroto 42 Bandung, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga: Hampir Punah, Ketua TP PKK Sumsel Tinjau Pembuatan Kerajinan Angkinan
"Ya namanya seniman, harus kreatif. Disinilah kita harus bisa memanfaatkan situasi dan keadaan. Hasilnya? Lihat para musisi dari berbagai belahan dunia. Mereka memanfaatkan dunia digital atau medsos untuk tetap berekspresi, tetap eksis. Contoh lainnya adalah kang Komarudin dari Batik Komar yang bikin pameran virtual batik kala itu dan cukup sukses. Jadi kreatifitas itu semakin penting," imbuhnya.
Ray juga mengemukakan, mengembangkan daya kreatifitas saat pandemi menjadi wajib bagi para seniman. Ditambah pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi, dalam hal ini internet.
"Kita saat pandemi ini, mau tidak mau harus memahami dunia digital untuk pengembangan kreatifitas kita. Kalau dulu sebelum pandemi, ya oke lah kita agak gaptek juga, tapi saat ini ya tidak bisa. Kita harus beradaptasi, harus bisa. Nah sekarang akan kelihatan, di era digital ini yang kreatif akan tetap kreatif atau bisa semakin kreatif, yang tidak akan tenggelam. Semua tergantung pada manusianya," tegas Ray.
Lebih lanjut Ray mengatakan, di Indonesia pemahaman akan literasi digital sudah sangat mendesak, mengingat bahwa jumlah penduduk yang bermigrasi ke dunia maya sudah sangat besar.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat perlu diimbangi oleh kecerdasan dalam menggunakan perangkat teknologi modern. Dengan demikian kemajuan teknologi secanggih apapun, tetap harus bermanfaat dan mengandung kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat secara komprehensif, khususnya dalam interaksi sosial.
"Jika pada dasarnya anda sudah kreatif, mungkin bisa semakin kreatif di dunia digital. Tapi jika anda tidak kreatif, ya sudah, wassalam,” ujarnya mengakhiri perbincangan.