Makassar, Sonora.ID - Warga Kota Makassar yang mengharapkan sedekah hewan kurban dari Pemerintah harus gigit jari.
Menyusul pada momen hari raya Idul Adha tahun ini, seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Makassar tidak ada yang menyumbangkan hewan kurban.
Termasuk pimpinan tertinggi, yakni Pj Wali Kota, Ruddy Djamaluddin.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Makassar, Aswis Badwi menyampaikan hal itu dalam update data hewan kurban yang akan dipotong hingga hari ini, (30/7/2020).
"itukan bukan APBD, ini sumbangan SKPD yang melaksanakan kurban. biasanya arisan atau kumpul-kumpul perkelompok,"ujarnya Aswis saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Baca Juga: MUI Palembang Imbau Pedagang Hewan Kurban Lebih Bersikap Jujur
Dia menjelaskan, hewan kurban tidak dianggarkan dalam APBD. Namun hal ini merupakan kerelaan dari para pegawai untuk melakukan ibadah kurban.
"Biasanya satu pekan sebelum hari raya, sudah banyak SKPD yang menyumbang. Tapi ini sehari jelang perayaan belum ada data yang masuk. Saya tidak tahu kalau tiba-tiba ada perintah potong besok untuk claning,"tambahnya.
Data yang diterima, hanya melaporkan sumbangan hewan kurban di 15 kecamatan.
Total ada 6.735 hewan kurban yang akan disembelih. Yang terdiri dari 6.246 sapi dan kambing 487 ekor.
Baca Juga: Kebakaran Kantor Dinas Kesehatan Sulsel, Api Berhasil Dipadamkan
Terbanyak di Kecamatan Biringkanayya sebanyak 1.102 hewan kurban. Sementara terendah di kecamatan Sangkarrang yang hanya 57 ekor.
Aswis menambahkan, sistem pemotongan hewan kurban harus tetap menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid 19.
Hal ini diatur dalam surat edaran yang mengatur beberapa poin. Seperti pemotongan hewan kurban dilakukan di area yang memungkinkan penerapan jarak fisik. Selain itu, pendistribusian daging kurban dilakukan oleh panitia ke rumah.
Mengenai pelaksanaan salat idul adha di Kota Makassar, akan dipusatkan di Masjid al Markaz dan Masjid Raya.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, KPU Makassar Diminta Bekerja Profesional
Penyelenggara diwajibkan memastikan jamaah dalam kondisi sehat, membawa sajadah atau alat salat masing-masing serta menggunakan masker sejak keluar dari rumah dan selama berada di area tempat salat.
Mantan Kabag Protokol ini menambahkan, pelaksanaan Salat Id tahun ini tidak dilaksanakan dilapangan untuk menghindari pengumpulan orang dalam jumlah besar.
Pihaknya hanya membolehkan di masjid. Dengan pertimbangan, jamaah tidak terlalu besar dan lebih mudah di kontrol protokol kesehatannya.
Dalam kesempatan itu, Aswis juga mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan sering cuci tangan, menggunakan sabun atau Hand sanitizer, menghindari kontak fisik seperti bersalaman atau berpelukan, serta menjaga jarak antar jamaah minimal satu meter.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Daya Beli Hewan Kurban di Manado Melemah