Gubernur Sumsel: Makna Berkurban adalah Keberanian untuk Berbuat Kebajikan

1 Agustus 2020 12:00 WIB
Gubernur Sumsel H. Herman Deru
Gubernur Sumsel H. Herman Deru ( )

Palembang, Sonora.ID - Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah dapat disikapi dengan keberanian umat Islam untuk berkurban.

Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, H. Herman Deru mengatakan hal tersebut, di hadapan jemaah salat Id, yang hadir di musala Rumah Dinas Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (31/7).

Secara harfiah, lanjut Herman Deru, berkurban dapat diartikan sebagai mempersembahkan hewan. Sehingga, dagingnya bisa dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya, atau dalam istilah lain disebut golongan mustahik.

“Itu harfiahnya,” ujar Herman Deru, saat memberikan sambutan, di musala Rumah Dinas Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (31/7).

Baca Juga: BPPW Sumsel Butuh Dukungan Pemkot Palembang dalam Penanganan Kawasan Kumuh

Menurut Herman Deru, makna yang paling mendalam dari berkurban adalah, tiap umat harus memiliki keberanian untuk berbuat kebajikan bagi saudara yang membutuhkan.

“Berkurban bagi sesama,” ungkap orang nomor satu di Provinsi Sumatera Selatan tersebut, dalam video yang diunggah akun lnstagram @humasprovsumsel.

Herman Deru mengungkapkan, agama Islam telah mengajarkan semangat berkurban dengan sangat jelas. Namun, berkurban tidak berarti harus menunggu Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: Gubernur Sumsel: Kabupaten OKU Layak Dijadikan Contoh Menjaga Nilai Kearifan Lokal

Berkurban, sambung Herman Deru, tidak harus secara fisik mempersembahkan benda. Tapi, secara esensi, berkurban adalah kesanggupan untuk menyumbangkan pikiran dan tenaga bagi pihak yang berkepentingan.

“Apalagi kita, rata-rata yang hadir di masjid ini, adalah orang-orang yang diberikan tanggung jawab dan amanah kepada kita masing-masing,” ujar mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 2 periode tersebut.

Menurut Herman Deru, hal itu berkait dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), maupun tanggung jawab moril, yang berlaku dalam kancah kepatutan.

Dikatakan Herman Deru, belakangan ini, dirinya sering menyampaikan tentang kepatutan dan kepatuhan, yang harus dijalankan bersama.

Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Adha, Gubernur Sumsel: Semangat Berkurban di Masyarakat Sumsel Tinggi

“Ada yang tidak patut, tapi belum tentu tidak patuh. Tapi, yang tidak patuh, pasti tidak patut,” ungkap pria yang mulai menjabat sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2018 tersebut.

Penilaian yang paling adil, lanjut Herman Deru, pasti dilakukan oleh hati manusia.

“Adilkah apa yang sudah kita perbuat? Bijakkah yang sudah kita perbuat? Kita sendiri yang menilai itu,” ujarnya.

Dengan semangat perayaan Idul Adha 1441 Hijriah, Herman Deru mengajak masyarakat untuk membenahi segala hal yang belum benar.

“Karena tidak ada pengadilan hati, tidak ada pengadilan perasaan. Yang ada, adalah diri kita sendiri. Yang akan menjadi hakim, dan akan mengeksekusi itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Terjadi Pergeseran Kasus Penularan Virus Corona di Sumsel

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm