Bali, Sonora.ID - 100 warga miskin di Kecamatan Klungkung telah disiapkan pelatihan budi daya tanaman hidroponik oleh Dinas Pertanian.
Karena masih menunggu proses pengadaan instalasi, pelatihan ini diundur ke bulan Oktober mendatang, yang awalnya direncanakan dilaksanakan bulan juli 2020.
Seperti dikutip dari Tribun Bali, Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida, pelatihan budi daya tanaman hidroponik merupakan visi misi bupati yang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan sudah masuk Renstra.
"Kegiatan itu sudah sudah kami rancang untuk mengurangi jumlah warga miskin, dengan bantuan teknologi dan alat yang kami berikan, minimal ada pendapatan baru bagi warga miskin,” ujar Juanida belum lama ini.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Kota Denpasar Capai 85,56 Persen
Diharapkan dengan transfer teknologi ini mampu mendongkrak pendapatan warga miskin, bahkan bisa membuka peluang bisnis baru bagi mereka.
Juanida mengungkapkan, saat ini pengadaan instalasi untuk pelatihan hidroponik itu masih dalam proses tender.
Pada saat pelatihan akan diberikan materi tentang mekanisme pasar, serta saat pelatihan juga langsung disertai peraktek penanaman.
Baca Juga: Satpol PP Kota Denpasar Tertibkan Pedagang Pasar Tumpah di Gajah Mada
Selain materi dan praktek nantinya juga akan dilakuan pendampingan pula ke ke masing-masing rumah peserta pelatihan.
“Harapan kami setelah pelatihan warga miskin bisa terus mengaplikasikan teknologi yang didapat. Kami baantu instalasi dan peralatannya, juga dibantu bibit selama setahun masa produksi. Saya harapkan itulah modal yang diputar. Minimal untuk bibit dalam dua tiga masa produksi akan disubsidi. Tanaman yang akan dibudidayakan sesuai potensi,” ungkap Juanida.
Baca Juga: Update Covid-19 Denpasar, Sembuh 31 Orang, Kasus Positif Bertambah 19 Orang
Menurut Juanida untuk pemilihan peserta akan didahului dengan verifikasi dan penentuan calon peserta.
Tahap pertama ini, pelatihan masih fokus dulu di Kecamatan Klungkung. Ada sekitar 400 orang diverifikasi petugas ke lapangan.
Penilaian, tidak sekedar kemauan juga ketersediaan tempat alat, ketersediaan listrik dan komitmen dilakukan penilaian.
"Sampai kami dapatkan 100 orang yang kami anggap punya komitmen. Kedepan tidak menutup kemungkinan pelatihan juga akan dilaksanakan di kecamatan lain," jelasnya.