Penampilan luarnya yang terlihat biasa tersebut, lanjut Herman Deru, sangat berbanding terbalik dengan manfaat yang dihasilkan oleh pohon mangrove.
"Jika kita lihat, hanya pohon yang berakar-akar saja, yang hidup biasanya di tepian pantai atau di tempat-tempat yang berair payau, tapi di bawah pohon ini yang mengandung banyak manfaat," ungkap pria yang mulai menjabat sebagai gubernur sejak tahun 2018 tersebut.
Herman Deru mengungkapkan, selain berfungsi untuk menjaga beberapa ekosistem hewan, pohon mangrove juga dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca.
Baca Juga: Dituduh Curang dalam Lomba Konten Kreatif, Dull: Gak Ada Hubungan Apa-Apa Sama Juri Utama
"Baik sebagai sarana untuk kelanjutan ekosistem hewan, apakah itu ikan, apakah itu udang, apakah itu reptilia, ini menjadi medianya, juga mengurangi pengaruh kekhawatiran terhadap rumah kaca," ujar mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 2 periode tersebut.
Menurut Herman Deru, kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk kepentingan negara untuk menjaga habitat hutan mangrove di tanah air.
"Kenapa dipublish? Karena negara berkepentingan menahan ini," ungkapnya.
Baca Juga: Jika ini Terjadi, Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Akan Sulit Terwujud
Mangrove atau dalam istilah lain disebut bakau, merupakan tanaman yang hidup di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Ekosistem hutan mangrove bersifat khas, karena terdapat pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi, tingginya salinitas tanah, dan adanya siklus penggenangan oleh pasang surut air laut.