Dalam beberapa kasus, kacamata mungkin diperlukan untuk membantu perkembangan visual yang normal.
"Sebagai contoh, jenis rabun jauh atau miopia yang dimulai pada saat kanak-kanak atau remaja, memungkinkan ke depannya masih terjadinya pertambahan miopia sepanjang masa remaja, namun, akan mulai melambat dan menjadi stabil pada awal dekade kedua (awal usia 20 tahun) jika tidak segera dikoreksi,"terang Baso.
Menurutnya, penglihatan merupakan sesuatu yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam akademik dan aktivitas seseorang, khususnya pada anak-anak yang memiliki kelainan refraksi.
Hingga kini, ditemukan 25% mereka tidak mampu menunjukan performa yang maksimal dalam bidang akademik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kelainan refraksi.
Olehnya itu, lanjut Baso, apabila orang tua melihat anak menunjukkan ciri-ciri seperti sering memicingkan mata jika melihat objek, hanya mampu membaca ataupun melihat objek dalam jarak dekat, anak sering mengeluh sakit kepala, maka sudah sepatutnya orang tua waspada.
"Alangkah bijaknya jika orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan," pungkasnya.
Baca Juga: Jangan Asal Pakai Kontak Lensa, Perhatikan 6 Cara Aman Pakai Softlens Berikut Ini!