Diserang Tikus, 124 Hektar Padi di Tabanan Dinyatakan Gagal Panen

5 Agustus 2020 13:55 WIB
Diserang Tikus, 124 Hektar Padi di Tabanan Dinyatakan Gagal Panen
Diserang Tikus, 124 Hektar Padi di Tabanan Dinyatakan Gagal Panen ( Sonora/Joni Putra)

Bali, Sonora.ID - Periode Januari hingga Juli musim tanam padi di Kabupaten Tabanan tahun ini mendapat serangan berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT).

Dalam enam bulan ini, tanaman padi yang diserang oleh salah satu OPT yakni tikus mencapai 527 hektare. Dari jumlah itu, 124 hektare mengalami puso (gagal panen).

Data di Dinas Pertanian Tabanan, dari 527 hektare lahan yang diserang tikus, terluas di Kecamatan Kerambitan, yakni 254 hektare, seperti Sonora Bali kutip dari Tribun Bali.

Baca Juga: Sempat Dibatasi, Mulai 8 Agustus Pasar Galiran Klungkung Kembali Dibuka 24 Jam

Disusul Kecamatan Tabanan seluas 107 hektare dan Penebel seluas 93 hektare. Lahan di kecamatan lain juga diserang namun jumlahnya sedikit.

"Di tahun ini, dari Januari hingga pertengahan Juli, ada beberapa serangan OPT di Tabanan. Salah satunya yang terbesar adalah serangan tikus yang mencapai 527 hektare. Serangan paling parah itu terjadi di Bulan Mei dan Juni," ungkap Koordinator Pengawas OPT Dinas Pertanian Tabanan, I Nengah Durmita, Selasa (4/8/2020).

Untuk menekan serangan massif tikus terhadap tanaman padi, sudah dilakukan pengendalian cara massal dan berkali-kali lanjut Durmit.

Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan Saat Pandemi, Wali Kota Denpasar Berikan Bantuan Pupuk NPK dan Benih Padi untuk Petani Denpasar

Pengandilian ini dilakukan dengan penggeropyokan sepekan setelah panen padi.

Penggeropyokan dilakukan secara cepat karena perkembangan tikus juga cepat.

"Biasanya, umur padi yang paling suka diserang tikus adalah padi yang sudah berumur 50 hari atau menjelang panen. Sehingga dengan pengendalian penggeropyokan tersebut diharapkan ke depannya bisa menekan populasi dan serangan hama tikus," jelasnya.

Baca Juga: Pembangunan Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul di Nusa Penida Diharapkan Rampung Pertengahan 2021

Selain itu, kata dia, untuk menekan populasi tikus, satu minggu setelah tanam, petani diminta melakukan pengumpanan di sarang tikus.

Mengenai petani yang mengalami puso, menurut Durmita, mereka sudah mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Bahkan, mereka sudah mengajukan klaim asuransinya.

Baca Juga: Anggaran Rp 35 Miliar, Terminal Mengwi Tipe A Bakal Dirombak Total

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm