Makassar, Sonora.ID - Pandemi virus corona atau Covid 19 kembali memukul ekonomi Sulawesi Selatan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), Ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan dua 2020 terkontraksi minus 3,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angka tersebut berbanding terbalik jika dibanding triwulan pertama, dimana perekonomian masih tumbuh sebesar 3,07 persen.
Jauh berbeda dengan kondisi sebelum pandemi, dimana ekonomi Sulsel di atas 6 persen.
Baca Juga: Syafrin Liputo: Ganjil Genap Diberlakukan Untuk Menekan Pergerakan Perjalanan Tak Penting
Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah mengatakan, sektor yang tetap bertumbuh di tengah pandemi adalah informasi dan komunikasi sebesar 10,48 persen.
Diikuti pengadaan listrik dan gas 7,91 persen, jasa pendidikan 6,65 persen dan real state sebesar 4,32 persen.
Sementara lapangan usaha yang mengalami kontraksi terbesar seperti infustri pengolahan dan konstruksi.
"Fenomena pada triwulan II. Yang mencakup April, Mei dan Juni 2020. Dimana terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berdampak terhadap mobilitas sehingga banyak orang di rumah. Dampaknya terhadap transportasi, perhotelan, restoran, perdagangan, industri pengelolaan dan konsumsi rumah tangga," ujar Yos dalam siaran pers yang disampaikan melalui Youtube, Rabu (5/8/2020).
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Minus 5,32 Persen Pada Kuartal II-2020
Dilihat dari lapangan usaha, ekonomi Sulsel masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 15,93 persen.
Ditandai dengan peningkatan produksi dibanding triwulan sebelumnya.
Disusul seperti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi dan industri pengolahan.
Peranan empat sektor tersebut dalam perekonomian Sulsel mencapai 64,83 persen.
BPS juga mencatat ekonomi Sulsel berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan dua 2020 mencapai Rp 122,83 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp 79,81 triliun.
Baca Juga: Hadi Pranoto Akui Dirinya Bukan Professor, Saya Itu Ketua Tim Riset Emergency Kemanusiaan