Sonora.ID - Para ahli psikologi modern memandang kemarahan sebagai suatu emosi primer, alami dan matang yang dialami oleh semua manusia pada suatu waktu, yang memiliki nilai fungsional untuk kelangsungan hidup.
Kemarahan dapat memobilisasi kemampuan psikologis untuk tindakan korektif atau memperbaiki diri. Namun jika tidak terkendali tentunya dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial dan kualitas hidup pribadi.
Marah adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin.
Baca Juga: Calon Orang Sukses Harus Tahu, Yuk, Kenali Jenis-Jenis dan Teknik dalam Komunikasi!
Rasa tersebut juga merupakan suatu ekspresi yang dapat dilihat pada raut wajah, intonasi suara, bahasa tubuh dan respon psikologis seseorang.
Setiap kali kau marah, sebagian hidupmu hilang. Setiap satu menit kau marah, enam puluh detik kebahagiannmu akan lenyap.
Ungkapan ini tentu dapat kita amini, bahwa mengisi hidup dengan amarah berarti menyia-nyiakan waktu.
Baca Juga: Banyak Anak Jadi Korban Bully, Deddy Corbuzier: Dia Harus Tahu Mengapa Dia Di-bully
Hidupmu sangat singkat, jadi isilah hanya dengan kebahagiaan. Toh, tak ada gunanya jika hanya diisi dengan amarah dan kebencian, kan?
Setiap kali kau marah, kau kehilangan seseorang. Sikap marahmu membuat orang di sekitarmu menjadi takut.
Mereka akan menjauhimu karena menganggapmu seseorang yang tidak enak untuk didekati. Wajar, tentu tak ada orang yang ingin aura negatif yang terpancar dari amarah kita justru malah menulari mereka.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Sifat Buruk yang Sering Kamu Lakukan Tunjukan Sisi Gelapmu Selama Ini!
Setiap kali kau marah, kebahagiannmu pergi.
Amarahmu akan membuatmu stres terus menerus.
Amarahmu dapat membuat dirimu sakit lahir dan batin.
Amarahmu menghisap kebahagianmu.
(Tulisan terinspirasi dari buku “Aku Bisa Bahagia” karya A.K)