Kendati Ia tidak menampik jika ada beberapa orang yang memang lebih mengarah pada aktivitas seksual dengan rekannya atas dasar teman dan suka sama suka. Meskipun tentunya ya, tanpa mengedepankan perasaan, namun kebutuhan semata.
“Iya ada yang begitu, banyak juga sih ketemu dan ditawarin untuk berhubungan seperti itu,” ungkapnya lagi.
Wiwit mengaku mendapatkan rekan FWB-nya di media sosial, terutama Twitter. Namun untuk menjalin pertemanan, dirinya juga pilih-pilih dan memfilter siapa yang bisa menjadi teman dalam keseharian.
Lain lagi dengan Ghea (28), yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai paruh waktu di salah satu toko di Banjarbaru.
Ia mengakui jika memang hubungannya dengan teman yang disebutnya FWB-an, cenderung ke arah aktivitas seksual. Walaupun hanya sebatas peluk atau istilahnya saat ini ‘cuddling’.
“Karena kebutuhan sih, butuh orang yang bisa mendukung, berikan semangat tapi tanpa harus berkomitmen,” tuturnya secara gamblang.
Ghea menuturkan bahwa dirinya bukan tipe orang yang mudah untuk berkomitmen sehingga merasa lebih nyaman untuk menjalin hubungan semacam FWB.
“Tapi sebaiknya jangan sih, cari yang bener-bener aja hubungannya,” pungkasnya sembari mengingatkan bahwa FWB bukan hal yang baik untuk jangka panjang.