Sonora.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberikan bantuan uang kepada warga AS yang mengalami permasalahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Keputusan tersebut dilakukan Trump setelah ia menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu (8/8/2020) setelah negosiatornya gagal mencapai kesepakatan dengan Kongres.
Meelansir Channel News Asia, Senin (10/8/2020) Donald Trump mengatakan kebijakan itu akan memberikan uang US$ 400 per minggu untuk puluhan juta orang yang kehilangan pekerjaan selama krisis kesehatan yang telah menewaskan lebih dari 160.000 orang Amerika.
Beberapa tindakan tersebut kemungkinan besar akan menghadapi tantangan hukum, karena Konstitusi AS memberikan otoritas kepada Kongres atas pengeluaran federal.
Baca Juga: Trump Beri Waktu 45 Hari agar Aplikasi TikTok Dijual ke Microsoft
"Ini adalah uang yang mereka butuhkan, ini adalah uang yang mereka inginkan, ini memberi mereka insentif untuk kembali bekerja," kata Trump tentang kondisi pengangguran.
Partai Republik berpendapat bahwa pembayaran yang lebih tinggi merupakan disinsentif bagi pengangguran Amerika untuk mencoba kembali bekerja, meskipun ekonom, termasuk pejabat Federal Reserve, membantah pernyataan itu.
Trump juga mengatakan, dia menangguhkan pengumpulan pajak gaji, yang membayar Jaminan Sosial dan program federal lainnya, sebuah gagasan yang telah berulang kali dia kemukakan tetapi telah ditolak oleh Demokrat dan sesama Republikan di Kongres.
Perintahnya juga akan menghentikan penggusuran dari rumah sewa yang memiliki dukungan keuangan federal dan memperpanjang bunga nol persen pada pinjaman mahasiswa yang dibiayai pemerintah federal.
"Demokrat Kongres telah menghalangi upaya kami untuk memberikan bantuan ini," kata Donald Trump kepada wartawan di klub golfnya di New Jersey.
Ketua DPR Nancy Pelosi telah mendorong untuk memperpanjang pembayaran pengangguran yang ditingkatkan pada tingkat sebelumnya sebesar US$ 600 per minggu yang disetujui di awal krisis.
Hampir dua minggu pembicaraan antara pejabat Gedung Putih dan Demokrat di Kongres sampai menemui titik terang pada Jumat kemarin.
Trump awalnya dianggap menyepelekan ancaman Corona COVID-19 dan menuai kritik karena pesan yang tidak konsisten tentang langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti jarak sosial dan penggunaan masker.