Bandung, Sonora.ID - Kontraksi ekonomi Jawa Barat (Jabar) mencapai minus 5,90 persen. Angka tersebut berada di atas kontraksi ekonomi nasional, yakni 5,38 persen.
Situasi itu menjadi tantangan yang harus segera dijawab oleh semua pemangku kepentingan di Jabar. Sebab, dampak dari kontraksi ekonomi akan dirasakan semua elemen masyarakat. Sinergi dan kolaborasi semua pihak diperlukan agar pemulihan berjalan optimal.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar sekaligus Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan, semua pemangku kepentingan di Jabar bahu-membahu memulihkan perekonomian Jabar. Ia pun optimistis perekonomian Jabar akan pulih dan kembali bergairah.
"Kita sekarang punya Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Jabar yang anggotanya terdiri dari komponen masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan birokrat," kata Setiawan dalam Dialog Ekonomi bertajuk 'Peluang dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Jabar Akibat Dampak COVID-19 dalam Perspektif Industri Perbankan' di Bandung, Senin (10/8/2020).
Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, kata Setiawan, sudah memetakan semua permasalahan ekonomi dan sedang menyusun matriks prioritas.
"Nilai yang kita kembangkan dalam menyusun prioritas ini adalah proaktif, transparan, ilmiah, inovatif, dan kolaboratif. Semoga ini bisa segera kita jalankan," ucapnya.
Dalam dialog ekonomi tersebut, turut hadir sebagai pengantar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Jabar Triana Gunawan, dan Chief Economist Bank Indonesia Pribadi Santoso.
Adapun sebagai pembicara dialog ekonomi adalah Pimpinan Wilayah Bank Mandiri Jabar Sulaeman, Pimpinan Wilayah Bank BRI Jabar Agus Suprihanto, Pimpinan Wilayah Bank BNI Jabar Dodi Widjajanto, dan Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.