Sedangkan sebaliknya, keputihan yang alami pasti tidak menimbulkan rasa gatal, tidak berbau, dan biasanya berwarna bening.
Keputihan yang alami ini biasanya terjadi pada saat wanita hendak menstruasi atau pada masa subur.
Sedangkan keputihan yang patologis ini bisa disebabkan oleh banyak hal, bakteri yang masuk sangat menentukan efek samping yang diberikan.
Misalnya, bakteri yang masuk tersebut masuk pada saat wanita sedang masa subur, maka efeknya keputihan yang lebih kental.
Baca Juga: Cara Mengenal & Mengatasi Penyakit Keputihan Menurut dr. Boyke
Dr. Boyke juga menjelaskan bahwa wanita yang mengalami keputihan patologis secara terus menerus, lebih baik segera memeriksakan pasangannya juga.
“Beberapa orang yang keputihannya terus dan lagi, kita juga harus periksa pasangannya. Kalau terus-terusan si wanita itu mengalami keputihan akhirnya daya tahan serviksnya menjadi jelek, dan bisa terkena kanker mulut rahim,” sambungnya.
Meski demikian, keputihan ini tidak hanya bisa terjadi pada wanita yang sudah menikah, bahkan anak-anak usia 9 sampai 10 tahun pun bisa mengalami keputihan patologis.
Hal ini disebabkan karena sang anak mengalami perubahan hormon menuju menstruasi dan aktivitas anak yang tinggi dan sering berkeringat bisa menimbulkan jamur pada organ intimnya.
Baca Juga: Dokter Boyke: Keputihan Bisa Menjalar Jadi Kanker Serviks, Ini Penjelasannya