Sonora.ID - Keputihan menjadi salah satu kondisi pada organ kewanitaan yang sering kali dialami oleh banyak wanita.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan keputihan ini terjadi, di sisi lain, keputihan ini juga sebagai bentuk perlawanan organ intim pada saat adanya bakteri yang hendak masuk ke organ tersebut.
Sebagai salah satu tanda perlawanan, keputihan tersebut bisa juga menjadi tanda adanya masalah besar yang terjadi di organ intim wanita.
Baca Juga: Berikut Ini Adalah Ciri-Ciri Keputihan yang Berbahaya, Segera Cek Ke Dokter Apabila Mengalaminya
Dokter sekaligus seksolog, dr. Boyke Dian Nugraha menyatakan bahwa keputihan ini memang ada dua tipe, dan masing-masing wanita harus bisa membedakannya.
“Keputihan itu para wanita harus bisa membedakannya. Apakah keputihan itu yang bersifat penyakit atau kah bukan? Keputihan yang penyakit itu kita katakan keputihan yang patologis, sementara yang bukan penyakit kita sebut sebagai keputihan yang alami, keputihan yang fisiologis,” jelas dr. Boyke.
Pada keputihan yang patologis ada beberapa gejala di dalamnya, yaitu gatal, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan adanya perubahan warna.
Baca Juga: Punya Masalah Keputihan? Hindari 5 Makanan Ini! Salah Satunya Keju
Sedangkan sebaliknya, keputihan yang alami pasti tidak menimbulkan rasa gatal, tidak berbau, dan biasanya berwarna bening.
Keputihan yang alami ini biasanya terjadi pada saat wanita hendak menstruasi atau pada masa subur.
Sedangkan keputihan yang patologis ini bisa disebabkan oleh banyak hal, bakteri yang masuk sangat menentukan efek samping yang diberikan.
Misalnya, bakteri yang masuk tersebut masuk pada saat wanita sedang masa subur, maka efeknya keputihan yang lebih kental.
Baca Juga: Cara Mengenal & Mengatasi Penyakit Keputihan Menurut dr. Boyke
Dr. Boyke juga menjelaskan bahwa wanita yang mengalami keputihan patologis secara terus menerus, lebih baik segera memeriksakan pasangannya juga.
“Beberapa orang yang keputihannya terus dan lagi, kita juga harus periksa pasangannya. Kalau terus-terusan si wanita itu mengalami keputihan akhirnya daya tahan serviksnya menjadi jelek, dan bisa terkena kanker mulut rahim,” sambungnya.
Meski demikian, keputihan ini tidak hanya bisa terjadi pada wanita yang sudah menikah, bahkan anak-anak usia 9 sampai 10 tahun pun bisa mengalami keputihan patologis.
Hal ini disebabkan karena sang anak mengalami perubahan hormon menuju menstruasi dan aktivitas anak yang tinggi dan sering berkeringat bisa menimbulkan jamur pada organ intimnya.
Baca Juga: Dokter Boyke: Keputihan Bisa Menjalar Jadi Kanker Serviks, Ini Penjelasannya