Sonora.ID – Sejumlah negara telah melaporkan pertumbuhan ekonominya terkonstraksi selama masa pandemi Covid-19.
Bahkan, beberapa negara sudah jatuh ke jurang resesi karena setidaknya dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya selalu minu. Yang terbaru adalah negara Inggris.
Mengutip The Guardian, Rabu (12/8/2020), Inggris baru mengalami resesi terparah sepanjang sejarah perekonomiannya.
Baca Juga: Di Tengah Isu Resesi Ekonomi, Begini Nasib Industri Properti di Indonesia
Badan Statistik Nasional Inggris (ONS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun 2020 minus 20,4 persen.
Sebelumnya, Inggris mengalami minus 2,2 persen pada kuartal I tahun 2020.
Dengan demikian, Inggris jatuh ke jurang resesi setelah mencatat dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi minus.
Baca Juga: Ekonom Senior Indef Sebut Indonesia Akan Resesi Pada Kuartal III
Resesi Inggris tidak bisa dilepaskan dari pandemi Covid-19 yang menyerang sejak Maret lalu dan kebijakan lockdown.
Kondisi perekonomian Inggris yang terpuruk itu menambah panjang daftar negara-negara yang mengalami resesi di masa pandemi Covid-19.
Sebelum Inggris, ada beberapa negara yang sudah mengalami resesi terlebih dahuli, diantaranya adalah:
Amerika Serikat (AS)
Pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS dilaporkan minus 32,9 persen. Padahal pada kuartal I tahun 2020 perekonomian AS sudah minus 5 persen.
Konstraksi pertumbuhan ekonomi ini terjadi lantara adanya penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga, ekspor, produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian.
Baca Juga: Korea Selatan Resesi Setelah 17 Tahun Akibat Pandemi Covid-19
Jerman
Jerman mengalami resesi setelah melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2020 minus 10,1 persen.
Tren penurunan itu sudah terjadi sejak kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jerman tercatat minus 2 persen.
Perekonomian Jerman terpukul karena menurunnya konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Minat Masyarakat Berkurang, Industri Cuci Cetak Foto Sedang Resesi
Perancis
Pertumbuhan ekonomi Perancis pada kuartal II tahun 2020 tercatat minus 13,8 persen. Ini membuat Perancis mengalami resesi.
Sebab, pada kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Perancis minus 5,9 persen.
Pelemahan ekonomi di Perancis ini terjadi di antaranya karena menurunya konsumsi rumah tangga, investasi, dan perdagangan akibat lockdown mencegah penyebaran virus corona.
Italia
Italia juga mengalami resesi. Pada kuartal II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Italia minus 17,3 persen. Padahal, di kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di Italia juga minus 5,5 persen.
Korea Selatan
Korea Selatan menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami resesi setelah dua kuartal berturut pertumbuhan ekonominya minus.
Pada kuartal I tahun 2020, Korea Selatan melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 1,3 persen. Kemudian pada kuartal II tahun 2020 mengalami minus 3,3 persen.
Kemerosotan ini terjadi karena anjloknya ekspor, investasi, manufaktur, dan jasa.
Baca Juga: Beri Dukungan di Tengah Krisis Ekonomi, SBY: Jangan Salahkan Jokowi
Jepang
Resesi juga hinggap di Jepang. Negeri Sakura itu melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun 2020 minus 3,4 persen. Padahal, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2019 minus 6,4 persen.
Hongkong
Resesi yang terjadi di Hong Kong sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 2020. Aksi protes yang memukul sektor ritel dan pariwisata membuat pertumbuhan ekonomi minus sejak kuartal III dan kuartal IV tahun 2019.
Pada kuartal III tahun 2019 minus 2,8 persen dan kuartal IV tahun 2019 minus 3 persen. Kondisi kemudian diperburuk dengan pandemi Covid-19.
Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Hong Kong minus 9,1 persen, sedangkan kuartal II tahun 2020 minus 9 persen.
Baca Juga: Perlu Kerja Keras, Jokowi: Optimis Ekonomi di Kuartal Ketiga akan Lebih Baik
Singapura
Negara di Asia Tenggara yang pertama mengalami resesi adalah Singapura. Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen.
Kontraksi tersebut berlanjut pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di Singapura minus 12,6 persen.
Pemerintah Singapura memperoyeksikan ekonomi tren tersebut akan berlangsung hingga akhir tahun dengan kisaran minus 4 hingga 7 persen.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Minus 5,32 Persen Pada Kuartal II-2020
Filipina
Otoritas Statistik Filipina menyatakan produk domestik bruto (PBD) pada kuartal II tahun 2020 minus 16,5 persen.
Sebelumnya, Filipina pada kuartal I tahun 2020 juga mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 0,7 persen.
Sektor utama penyumbang penyusutan ekonomi Filipina adalah manufaktur, konstruksi, serta transportasi dan penyimpanan.
Baca Juga: Hingga Akhir Maret 2020, Penerimaan Pajak Tercatat Minus 2,5 Persen
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inggris Tumbang, Kini 10 Negara Jatuh ke Jurang Resesi"