Namun berdasarkan hasil rapat terakhir, Pemko Banjarmasin akan mengambil alih pengelolaan makam, sampai kedua belah pihak yang berseteru bisa menunjukkan bukti pengelolaan yang sah.
Kendati setelah kesepakatan itu diputuskan, ada masukan dari kedua belah pihak agar pengelolaannya dilakukan secara bergantian.
"Misalnya pihak pertama yang dikelola satu pekan. Kemudian sepekan selanjutnya dikelola pihak kedua," terang Doyo.
Usulan itu menurutnya akan mengecualikan kembali bersama tim, setelah makam resmi dibuka besok.
"Untuk sementara Pemko dulu pengelola, kira-kira sepekan ke depan. Mengingat kita mempertimbangkan lagi rencana mereka," pungkasnya.
Lalu bagaimana kondisi makam di tengah konflik ini?
Baca Juga: Buntut Dualisme Kepengurusan, Makam Sultan Suriansyah Ditutup
Saat ke lokasi, awak media mendapati dua orang yang ada di area makam Sultan Surianyah di kawasan Kuin Utara, yakni Taufikurrahman dan Fajri.
Taufik mengaku dirinya memang rutin setiap hari berada di area makam, baik hanya untuk sekedar mengarahkan peziarah yang datang maupun membersihkan area makam.
Meski lokasi makam masih digembok, rupanya tidak sedikit warga yang datang berziarah, terutama pada akhir pekan.
"Kita tidak tahu urusan soal konflik kedua belah pihak itu. Kita bantu-bantu peziarah disini," ungkap Taufik.
Sekedar diketahui, sejak munculnya polemik terkait kepengurusan atau pengelola, lingkungan makam Sultan Suriansyah yang berlokasi di Jl. Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara itu ditutup, yang sudah berlangsung sekitar 3 bulan.
Praktis para peziarah yang biasanya mengunjungi makam Raja Banjar pertama yang menerapkan Islam ini pun tidak bisa masuk.