Makassar, Sonora.ID - Bank Indonesia (BI) menyakini program bantuan uang tunai bagi karyawan swasta berdampak terhadap pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan.
Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra mengatakan, ekonomi provinsi setempat sudah menunjukkan pelemahan. Ini tercermin dari data BPS yang menunjukkan pertumbuhan terkontraksi minus 3,87 persen pada triwulan II 2020.
Imbasnya, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh sebagian besar sektor usaha. Dampaknya, terjadi penurunan pendapatan masyarakat.
Baca Juga: BI: Sulsel Mampu Jadi Pusat Industri Halal di Kawasan Timur Indonesia
"Triwulan III 2020 ini sedang jatuh-jatuhnya. Banyak orang di PHK dan usaha kecil tidak bisa jalan," ujar Endang saat ditemui, Kamis (13/8/2020).
Disisi lain, Endang memandang program bantuan pemerintah mampu mengurangi dampak yang akan terjadi.
Pihaknya memberi gambaran saat program pemerintah dalam bentuk uang tunai itu dilaksanakan.
Pasar di tingkat bawah akan bergerak karena daya beli masyarakat yang tumbuh. Uang akhirnya akan merembes ke lapisan masyarakat termiskin dan bermanfaat bagi semuanya.
Menurutnya, belanja masyarakat menjadi sangat penting karena akan memutar roda ekonomi di tingkat bawah.
"Ini cukup mendorong daya konsumsi masyarakat, itu bagus. Kami dukung. Bisa menormalkan kembali ekonomi Sulsel. Namun mekanismenya kita perlu jaga, agar langsung ke rekening penerima,"tambanya.
Baca Juga: Wujud Peduli Dunia Pendidikan, Bank Indonesia Cirebon Gelar BI Mengajar
Endang memandang jika program bantuan pemerintah bisa berjalan maksimal maka pertumbuhan ekonomi akan kembali positif.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar, Irwan Bangsawan mengatakan, program bantuan uang tunai dari Pemerintah sebesar Rp 600.000 bagi karyawan swasta bergaji di bawah 5 juta masih dalam proses pendataan.
Prosesnya dilakukan HRD perusahaan masing-masing. Sejauh ini Disnaker Makassar belum mengetahui kapan program bantuan itu akan direalisasikan.