Banjarmasin, Sonora.ID - Pernikahan seperti membangun rumah. Jika fondasinya benar dan kuat, maka rumah tangga yang akan dibangun pun menjadi kokoh dan kuat.
Sedangkan kalau dibangun dengan alasan-alasan yang salah, kehancuran pasti menyerang keluarga tersebut.
Lima alasan yang salah berikut, dikutip berdasarkan tulisan Virginia Satir, seorang pioner dalam Family Theraphy.
Dengan mengenali alasan-alasan yang salah, kita dapat menghindari pernikahan yang rapuh yang dibangun di atasnya.
Baca Juga: 5 Solusi Cepat dan Tepat Atasi Stres Saat Berada di Tempat Kerja
1.Menikah karena alasan USIA yang menghantui
Pernikahan yang sehat tidak tergantung oleh usia. Jika seseorang ingin menikah dengan alasan umurnya sudah di atas 35 tahun, hal itu adalah alasan yang salah dan tidak sehat untuk memasuki sebuah pernikahan.
Tradisi dan mitos yang salah tentang batasan usia, kadang lebih kuat mendorong seseorang untuk segera menikah tanpa perhitungan.
Sehingga persiapan dan pengertian yang benar tentang membangun sebuah keluarga yang berkualitas tidak lagi menjadi urutan utama.
2.Menikah karena BELAS KASIHAN yang tidak terarah
Pernikahan karena faktor belas kasihan adalah sebuah kebodohan.
Jangan pernah menerima cinta karena merasa tertuduh atau merasa bersalah kalau sampai menolak tawaran cinta dari seseorang.
Fondasi rumah tangga yang dibangun hanya karena kasihan semacam ini akan dengan mudah terkikis oleh angin cobaan, arus godaan dan terpaan badai masalah dalam keluarga.
Jangan pernah menikahi seseorang hanya karena merasa kasihan kepadanya.
Baca Juga: Calon Orang Sukses Harus Tahu, Yuk, Kenali Jenis-Jenis dan Teknik dalam Komunikasi!
3.Menikah karena HAWA NAFSU
Pernikahan karena ‘ngebet’, tidak dapat menahan hawa nafsunya yang menggelora.
Sehingga tujuannya menikah hanyalah karena ingin cepat ingin menikmati tubuh kekasihnya agar tidak ada perasaan berdosa lagi atau mendapat penyaluran yang sah di mata hukum agama dan negara ketika melakukannya.
Hubungan seprti ini sangat rentan terhadap kehancuran jika pasangan tidak mampu memenuhi hawa nafsu pasangannya.
4. Menikah demi menjaga KEHORMATAN keluarga
Pernikahan perjodohan dari orang tua untuk membayar “hutang budi keluarga” atau karena untuk menjaga atau menghormati kehormatan keluarga.
5. Menikah menjadi TIKET TERBANG keluar rumah
Pernikahan dengan tujuan yang bisa keluar dari rumah orangtuanya, yang memenuhi “neraka” atau tempat yang tidak nyaman sehingga dengan menikah, ia akan merasa terbebas. Biasanya hal ini dibuat oleh mereka yang berasal dari keluarga broken home.
(Diambil dari buku Family Discovery Way - Bambang & Hanny Syumanjaya)
Baca Juga: Calon Orang Sukses Harus Tahu, Yuk, Kenali Jenis-Jenis dan Teknik dalam Komunikasi!