Banjarmasin, Sonora.ID - Panasnya matahari kerap menjadi kelengkapan bagi masyarakat untuk mencari rezeki.
Bagi mereka yang bekerja di luar ruangan, yang mengharuskan diri siap melawan tantangan alam.
Namun ternyata semua beranggapan seperti itu. Di mana masih ada sebagian masyarakat berteman dengan kondisi alam.
Seperti halnya Anto (40), warga Banjarmasin yang berprofesi sebagai badut jalanan.
Baca Juga: Jelang Peringatan Kemerdekaan RI ke-75, Polda Kalsel Gelar Bakti Sosial
Di bawah teriknya sinar matahari dengan kucuran peluh yang sesekali diusap menggunakan tangan, mengiringi langkah demi langkahnya setiap hari.
Sudah lebih dari dua bulan terakhir Anto menjadi penghibur jalanan dengan mengenakan kostum badut, yang beratnya sekitar lima kilogram.
Sesekali melambaikan kedua tangan, bergoyang ke kiri dan ke kanan mengikuti iringan lagu.
Baca Juga: Kalsel Hari Jadi ke-70 Tahun, Semangat Membangun Daerah Jadi Penggerak
Anto biasanya mangkal di sekitaran Jalan Adhyaksa, Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Bila sepi dan bosan, dia pun kembali berjalan sembari menyusuri jalanan lalu berhenti lagi di suatu tempat.
Seakan tak kenal libur, begitulah kegiatan Anto setiap harinya. Dirinya memulai peran sebagai badut jalanan dari jam 10 pagi hingga menjelang larut malam.
“Saya biasa berpindah-pindah. Tapi tidak jauh-jauh dari sekitaran sini. Bisa dari jam 10 pagi, pernah sampai jam 10 malam,” ucapnya saat berbincang dengan reporter SMART FM.
Menjadi badut jalanan sebenarnya bukanlah pekerjaan awalnya. Dulunya Anto berprofesi sebagai badut panggilan yang biasa menghibur di acara syukuran atau ulang tahun anak-anak.
Baca Juga: Sosialisasi Perwali 60 Resmi Dimulai, Pelanggar Protokol Kesehatan Siap Ditindak
Namun, setelah pandemi melanda. Kian hari job menjadi badut panggilan kian sepi. Sehingga dia menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang ikut terdampak pandemi.
“Kalau jadi badut itu saya sudah dua tahunan. Biasa mengisi undangan ulang tahun anak-anak,” katanya.
Saat masih fokus pada profesi utama sebagai badut panggilan, dalam sepekan Anto mengaku bisa sampai lima acara yang membutuhkan jasanya untuk menghibur orang-orang.
Namun setelah adanya pandemi ini dan bertransformasi menjadi badut jalanan, Ia mengakui bahwa penghasilannya berkurang.
Baca Juga: Akhirnya, PAN Melabuhkan Dukungan pada Ananda dalam Pilwali 2020
Belum lagi, ada cukup banyak badut-badut dengan menggunakan kostum animasi bertebaran di jalanan.
“Tapi ya mau gimana lagi, semua tidak ada yang menghendaki (pandemi) ini kan sebenarnya,” ujarnya sambil terlihat tegar.
Beruntungnya, kostum yang dikenakan Anto merupakan kepunyaannya sendiri. Tidak menyewa seperti kebanyakan orang. Sehingga bebannya agak sedikit berkurang.
Selain mengenakan kostum badut, ada aksesori tambahan yang dikenakan Anto. Di leher misalnya, tergantung celengan uang dan alat pengeras suara agar musik yang dimainkan bisa didengar orang dari kejauhan.
Baca Juga: Kalsel Hari Jadi ke-70 Tahun, Semangat Membangun Daerah Jadi Penggerak
Alat itu merupakan hasil rakitan sendiri, dengan bergantung pada daya baterai dan disambungkan ke telepon genggam. Dari situlah, bunyi-bunyian terdengar. Lebih umumnya, lagu-lagu diputar yang sedang ngehits.
“Kadang-kadang bisa hanya kuat sampai dua jam mengenakan kostum ini dicopot dulu sementara. Soalnya berat dan sangat panas,” celetuknya.
Anto mengakui, kebanyakan yang menyukai condong dari kalangan anak-anak usia dini. Wajar saja, kostum yang dikenakannya merupakan animasi terkenal di stasiun televisi pada masanya.
“Terkadang juga ada yang menghampiri. Kemudian meminta berfoto. Lalu mengasih uang. Anak-anak itu biasanya tertawa melihat kostum yang lucu ini,” ucapnya sembari tertawa kecil.
Baca Juga: Masih Pandemi, Hari Jadi ke-70 Provinsi Kalsel Digelar Sederhana
Anto juga mengaku beruntung, lantaran selama ia menjadi badut jalanan, tak pernah sekalipun mengalami aksi kejar-kejaran dengan petugas.
“Karena kita juga mainnya tidak pernah lampu merah atau jalanan yang mengganggu lalu lintas. Bahkan petugas yang memberi kami, ”tuturnya.
Lelaki asli Banjarmasin ini adalah sosok yang murah senyum. Tak ada kalimat keluhan sedikit pun yang keluar dari mulutnya. Justru Agak, hanya ada kalimat optimis.
“Rezeki akan menghampiri selama seseorang mau berusaha. Yang tidak penting diam atau dekat menunggu, ”tutupnya sembari berpesan.
Baca Juga: Sanksi Denda Bagi Pelanggar Masker di Banjarmasin Dinilai Berlebihan